Gorontalo, (ANTARA GORONTALO) - Nilai impor melalui Pelabuhan Gorontalo pada Desember 2016 sebesar 250.000 Dolar AS, mengalami penurunan sebesar 23,08 persen jika dibandingkan November 2016 yang sebesar 325.000 Dolar AS.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo, Eko Marsoro, Rabu, mengatakan Tiongkok menyumbang peranan terbesar, yaitu sebesar 60,43 persen, diikuti Thailand 25,21 persen, Korea Selatan 8,68 persen, Singapura 4,46 persen dan sisanya dari Malaysia 1,23 persen.
Sementara apabila dibandingkan dengan periode Januari-Desember 2015, nilai impor periode Januari-Desember 2016 turun 73,48 persen dari 100.030.943 menjadi 26.529.550 Dolar AS.
Selama Desember 2016 hanya terdapat satu kelompok barang yang diimpor melalui Pelabuhan Gorontalo, yaitu kelompok bahan bakar mineral, minyak bumi dan hasil penyulingan senilai 250.000 Dolar AS.
Secara kumulatif nilai impor yang melalui Pelabuhan Gorontalo Januari-Desember 2016 adalah sebesar 26.529.550 Dolar AS.
Dari sisi peranan terhadap total nilai impor Januari-Desember 2016, maka terlihat bahwa kelompok mesin dan peralatan mekanik menyumbang peranan terbesar, yaitu sebesar 26,14 persen.
Diikuti kelompok gula dan kembang gula 25,21 persen, kelompok mesin dan peralatan listrik 24,17 persen, kelompok bahan bakar mineral, minyak bumi dan hasil penyulingan 12,09 persen, kelompok barang dari besi dan baja 7,29 persen.
Sedangkan kelompok bahan kimia organik menyumbang 2,27 persen, kelompok produk karet dan plastik 1,31 persen, kelompok alat perkakas dari logam 1,06 persen, dan kelompok turbin otomatis 0,45 persen.
Di sisi lain, Volume impor yang melalui Pelabuhan Gorontalo pada Bulan Desember 2016 sebesar 1.000 ton, mengalami penurunan sebesar 23,08 persen jika dibandingkan dengan Bulan November 2016 yang sebesar 1.300 ton.
Ia menambahgkan, terjadi peningkatan volume impor sebesar 75,04 persen dari 18.320,55 ton pada Januari-Desember 2015 menjadi 32.068,90 ton pada Januari-Desember 2016.
Peningkatan ini dipengaruhi oleh adanya beberapa kelompok komoditas yang diimpor pada periode Januari-Desember 2016, tetapi pada periode sebelumnya (Januari-Desember 2015) tidak diimpor.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo, Eko Marsoro, Rabu, mengatakan Tiongkok menyumbang peranan terbesar, yaitu sebesar 60,43 persen, diikuti Thailand 25,21 persen, Korea Selatan 8,68 persen, Singapura 4,46 persen dan sisanya dari Malaysia 1,23 persen.
Sementara apabila dibandingkan dengan periode Januari-Desember 2015, nilai impor periode Januari-Desember 2016 turun 73,48 persen dari 100.030.943 menjadi 26.529.550 Dolar AS.
Selama Desember 2016 hanya terdapat satu kelompok barang yang diimpor melalui Pelabuhan Gorontalo, yaitu kelompok bahan bakar mineral, minyak bumi dan hasil penyulingan senilai 250.000 Dolar AS.
Secara kumulatif nilai impor yang melalui Pelabuhan Gorontalo Januari-Desember 2016 adalah sebesar 26.529.550 Dolar AS.
Dari sisi peranan terhadap total nilai impor Januari-Desember 2016, maka terlihat bahwa kelompok mesin dan peralatan mekanik menyumbang peranan terbesar, yaitu sebesar 26,14 persen.
Diikuti kelompok gula dan kembang gula 25,21 persen, kelompok mesin dan peralatan listrik 24,17 persen, kelompok bahan bakar mineral, minyak bumi dan hasil penyulingan 12,09 persen, kelompok barang dari besi dan baja 7,29 persen.
Sedangkan kelompok bahan kimia organik menyumbang 2,27 persen, kelompok produk karet dan plastik 1,31 persen, kelompok alat perkakas dari logam 1,06 persen, dan kelompok turbin otomatis 0,45 persen.
Di sisi lain, Volume impor yang melalui Pelabuhan Gorontalo pada Bulan Desember 2016 sebesar 1.000 ton, mengalami penurunan sebesar 23,08 persen jika dibandingkan dengan Bulan November 2016 yang sebesar 1.300 ton.
Ia menambahgkan, terjadi peningkatan volume impor sebesar 75,04 persen dari 18.320,55 ton pada Januari-Desember 2015 menjadi 32.068,90 ton pada Januari-Desember 2016.
Peningkatan ini dipengaruhi oleh adanya beberapa kelompok komoditas yang diimpor pada periode Januari-Desember 2016, tetapi pada periode sebelumnya (Januari-Desember 2015) tidak diimpor.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017