Kabanjahe, Kabupaten Tanah Karo (ANTARA GORONTALO) - Empat hal penanganan pengungsi Gunung Sinabung, di Tanah Karo, Sumatera Utara, disoroti khusus Presiden Susilo Yudhoyono.

Kamis ini, dia akhirnya menginjakkan kaki di lokasi pengungsian gunung berapi aktif yang telah ratusan kali meletus sejak tahun lalu itu. Dia instruksikan pemerintahan setempat dan pusat memastikan pengelolaan pengungsi itu secara benar. 

Prioritas pertama, keselamatan jiwa warga setempat. "Kita cegah jangan sampai ada korban jiwa. Itu prioritas. Masalah rumah rusak bisa diganti, kalau saudara kita meninggal, kita tidak bisa ganti. Semua upaya untuk keselamatan saudara kita," kata dia. 

Yudhoyono menyimak paparan Gubernur Sumatera Utara, Gatot Pudjobroto, tentang penanganan pengungsi, di Kabanjahe, Kamis siang.  

Sejak ditetapkan masa tanggap darurat sejak 15 September 2013, sudah enam kali perpanjangan waktu tanggap darurat. Gunung Sinabung telah 750 kali meletus, menyebabkan warga di 203 desa dari empat kecamatan mengungsi.

Secara total 28.745 orang (9.045 Kepala Keluarga) menjadi pengungsi di 43 tempat pengungsian.

Hal kedua, fasilitas dasar pengungsian. "Pelayanan saudara kita di tempat penampungan, baik untuk makan minum air bersih dan peralatan kesehatan tidak boleh kurang," tegasnya.

Hal ketiga, sektor pertanian dan mata pencaharian penduduk yang rusak akibat letusan Gunung Sinabung.

"Solusi bagi petani yang karena musibah benar-benar rusak. tentu kalau dibebankan pada yang bersangkutan akan berat; kebijakan seperti apa, nanti malam saya ada hitung-hitungannya," kata Yudhoyono.

Dan yang terakhir agar ditangani secara benar adalah proses relokasi. "Relokasi, radius tiga km itu saya kira gunung berapi manapun berbahaya," kata dia.

Yang berada di radius tiga km, kata dia, tidak bisa tinggal dan harus dipindahkan. "Boleh bertani di tempat itu tapi tempat tinggal harus di luar radius yang disebut aman tadi," kata dia.

Pewarta:

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2014