Bogor (ANTARA GORONTALO) - Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu, menyaksikan
uji coba atau demo terbang dan peragaan Pesawat Terbang Tanpa Awak
(PPTA), yang merupakan hasil kerja sama antara Badan Penelitian dan
Pengembangan Kementerian Pertahanan dan industri pertahanan dalam negeri
untuk memperkuat sistem pertahanan.
Demo terbang itu juga disaksikan pejabat Komite Kebijakan Industri Pertahanan, Kemenristek Dikti, BUMN, petinggi TNIabes TNI, dan pimpinan perusahaan industri pertahanan dalam negeri, di antaranya PT Dirgantara Indonesia, PT LEN Industri (Mission System) dan PT INTI, di Lapangan Terbang Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis.
Pesawat yang diterbangkan bernama Rajawali 720, yang merupakan hasil kerja sama Balitbang Kementerian Pertahanan dengan PT Bhineka Dwi Persada.
Selain PPTA Rajawali 720, kata Kapuskom Publik Kementerian Pertahanan, Brigadir Jenderal TNI Totok Sugiharto, juga akan diuji coba beberapa pesawat tanpa awak lain, yakni Pesawat Udara Tanpa Awak (Puna) Alap-Alap, Wulung (PT Carita Boat Indonesia), Elang Laut (PT DI) dan Mission System (PT LEN Industri), serta Target Drone (PT Indo Pacific Communication dan Defence), M3LSU03 (PT Mandiri Mitra Muhibbah).
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017
Demo terbang itu juga disaksikan pejabat Komite Kebijakan Industri Pertahanan, Kemenristek Dikti, BUMN, petinggi TNIabes TNI, dan pimpinan perusahaan industri pertahanan dalam negeri, di antaranya PT Dirgantara Indonesia, PT LEN Industri (Mission System) dan PT INTI, di Lapangan Terbang Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis.
Pesawat yang diterbangkan bernama Rajawali 720, yang merupakan hasil kerja sama Balitbang Kementerian Pertahanan dengan PT Bhineka Dwi Persada.
PPTA Rajawali 720 termasuk ke dalam
kategori Unmanned Aerial Vehicle (UAV) atau juga disebut Pesawat Udara
Nir Awak (PUNA) dan merupakan PPTA bersayap tetap.
PPTA tersebut memiliki kemampuan terbang Iebih dari 24 jam dengan misi radius ielajah 20 km sampai dengan 1.000 km, dan ketinggian jelajah 8.000 meter dan kecepatan hingga 135 km/jam (73 knots).
PPTA tersebut memiliki kemampuan terbang Iebih dari 24 jam dengan misi radius ielajah 20 km sampai dengan 1.000 km, dan ketinggian jelajah 8.000 meter dan kecepatan hingga 135 km/jam (73 knots).
PPTA Rajawali 720 tersebut juga mampu tinggal landas dan landing dengan Iandasan yang cukup pendek.
PPTA Rajawali 720 dirancang dengan misi utama sebagai pesawat pengintai, yang dilengkapi dengan sistem gimbal dan kamera yang dapat mengirimkan hasil pantauan, baik gambar maupun video secara real time ke darat melalui Ground Control Station (GCS).
Sehingga, PPTA Rajawali 720 dapat menjadi salah satu alternatif yang hadal dalam melakukan pengawasan dalam berbagai keperluan, seperti melakukan pemantauan di daerah perbatasan, lautan ataupun hutan.
PPTA Rajawali 720 dirancang dengan misi utama sebagai pesawat pengintai, yang dilengkapi dengan sistem gimbal dan kamera yang dapat mengirimkan hasil pantauan, baik gambar maupun video secara real time ke darat melalui Ground Control Station (GCS).
Sehingga, PPTA Rajawali 720 dapat menjadi salah satu alternatif yang hadal dalam melakukan pengawasan dalam berbagai keperluan, seperti melakukan pemantauan di daerah perbatasan, lautan ataupun hutan.
Selain PPTA Rajawali 720, kata Kapuskom Publik Kementerian Pertahanan, Brigadir Jenderal TNI Totok Sugiharto, juga akan diuji coba beberapa pesawat tanpa awak lain, yakni Pesawat Udara Tanpa Awak (Puna) Alap-Alap, Wulung (PT Carita Boat Indonesia), Elang Laut (PT DI) dan Mission System (PT LEN Industri), serta Target Drone (PT Indo Pacific Communication dan Defence), M3LSU03 (PT Mandiri Mitra Muhibbah).
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017