Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Ada yang tahu Gula Komik? Komik yang berkisah
soal gadis kecil berambut pink dengan jambang melingkar bak gulali itu
sudah beredar di kalangan anak-anak Indonesia.
Kreatornya tak lain duo sejoli Johanes Park dan Jessica Leman. Keduanya yang telah menyelesaikan S1 di Kyungsung university, Korea Selatan untuk jurusan Digital Animation akhirnya kembali ke Indonesia untuk mengembangkan karyanya.
Berawal dari proyek kuliah, terciptalah sebuah karakter komik berjudul Gula komik. Karakter gadis dalam komik diceritakan masih duduk di sekolah dasar dan tinggal bersama seorang penyihir.
Menurut keduanya, hingga saat ini, perkembangan dari komik tersebut mendapat banyak sambutan hangat terutama bagi anak-anak di Indonesia. Dalam waktu dekat mereka akan mendapatkan hak paten dari pemerintah Indonesia untuk karakter yang mereka ciptakan itu.
"Seperti yang diketahui, kebutuhan hak cipta untuk karakter fiksi sudah sangat menjadi sesuatu yang paling penting di Industri kreatif lokal yang sudah semakin berkembang dan akan berjalan tidak optimal jika tanpa proteksi hak cipta," kata mereka di sela penyelenggaraan Popcon Asia 2017, Minggu.
Baik Johanes dan Leman mengaku kesulitan mempublikasikan karya mereka karena tak ada koneksi. Pun jika mereka ingin berkolaborasi bersama komikus lain di Indonesia.
"Tidak adanya koneksi di Indonesia, membuat karya kami sulit jika ingin dipublikasikan dan berkolaborasi bersama komikus lainnya," kata mereka.
Salah satu media yang saat ini digunakan untuk mempromosikan karya yakni melalui media digital, termasuk mengikuti webtoon challenge.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017
Kreatornya tak lain duo sejoli Johanes Park dan Jessica Leman. Keduanya yang telah menyelesaikan S1 di Kyungsung university, Korea Selatan untuk jurusan Digital Animation akhirnya kembali ke Indonesia untuk mengembangkan karyanya.
Berawal dari proyek kuliah, terciptalah sebuah karakter komik berjudul Gula komik. Karakter gadis dalam komik diceritakan masih duduk di sekolah dasar dan tinggal bersama seorang penyihir.
Menurut keduanya, hingga saat ini, perkembangan dari komik tersebut mendapat banyak sambutan hangat terutama bagi anak-anak di Indonesia. Dalam waktu dekat mereka akan mendapatkan hak paten dari pemerintah Indonesia untuk karakter yang mereka ciptakan itu.
"Seperti yang diketahui, kebutuhan hak cipta untuk karakter fiksi sudah sangat menjadi sesuatu yang paling penting di Industri kreatif lokal yang sudah semakin berkembang dan akan berjalan tidak optimal jika tanpa proteksi hak cipta," kata mereka di sela penyelenggaraan Popcon Asia 2017, Minggu.
Baik Johanes dan Leman mengaku kesulitan mempublikasikan karya mereka karena tak ada koneksi. Pun jika mereka ingin berkolaborasi bersama komikus lain di Indonesia.
"Tidak adanya koneksi di Indonesia, membuat karya kami sulit jika ingin dipublikasikan dan berkolaborasi bersama komikus lainnya," kata mereka.
Salah satu media yang saat ini digunakan untuk mempromosikan karya yakni melalui media digital, termasuk mengikuti webtoon challenge.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017