Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Bank Indonesia menyebutkan penjualan eceran meningkat 6,3 persen (year on year/yoy) pada Juni 2017 menjadi 232,4 poin, atau lebih tinggi dibandingkan Mei 2017 yang sebesar 4,3 persen (yoy) karena konsumsi masyarakat pada Ramadhan dan Idul Fitri 1438 Hijriah.

Namun, jika dibandingkan periode sama tahun lalu, atau Juni 2016, pertumbuhan penjualan eceran Juni 2017 yang terindikasi dari Indeks Penjualan Riil lebih rendah dibanding level tahun lalu yang sebesar 16,3 persen (yoy), seperti dikutip dari Survei Penjualan Eceran yang diumumkan BI, Rabu petang.

"Peningkatan penjualan ritel pada Juni 2017 terjadi baik pada kelompok makanan yang tumbuh 10,5 persen (yoy) maupun nonmakanan yang naik 0,2 persen (yoy). Secara regional, kenaikan IPR tertinggi pada Juni 2017 terjadi di wilayah Banjarmasin," tulis Bank Indonesia.

Secara bulanan, pertumbuhan penjualan riil pada Juni 2017 tercatat 8,5 persen (mtm), atau lebih tinggi dibandingkan Mei 2017 yang sebesar 3,8 persen (mtm).

Survei ini dilakukan BI terhadap 700 pengecer setiap bulan di 10 kota besar di Tanah Air.

Untuk Juli 2017, BI memerkirakan penjualan ritel menurun, terindikasi dari IPR Juli 2017 yang turun atau tumbuh negatif 3,0 persen (yoy) sejalan dengan kembali normalnya konsumsi masyarakat pasca- Idul Fitri. Penurunan penjualan terbesar diperkirakan terjadi pada kelompok non makanan.

Survei BI juga melihat tekanan kenaikan harga di tingkat pedagang eceran pada September 2017 akan menurun dibandingkan Agustus 2017. Pasalnya, Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) tiga bulan yang akan datang yakni menurun dari 138,3 pada bulan sebelumnya menjadi 133,3 poin.

Pewarta:

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017