Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Thomas Trikasih Lembong menilai kesepakatan antara pemerintah dengan PT
Freeport Indonesia baru merupakan langkah awal yang positif.
Thomas seusai pelantikan pejabat BKPM di Jakarta, Selasa, mengatakan kesepakatan yang jadi buah komunikasi intensif itu masih harus dilanjutkan dengan pembicaraan lebih rinci.
"Perjalanan masih belum selesai, masih ada perjalanan selanjutnya karena kedua belah pihak harus mendetilkan banyak hal," ujarnya.
Rincian seperti harga divestasi, parameter fiskal serta kepastian jangka panjang, menurut Tom, sapaan akrabnya, tentu masih harus diputuskan.
Ia menilai investasi Freeport di Indonesia yang bernilai lebih dari Rp200 triliun untuk satu proyek tunggal dipastikan memerlukan kepastian dari segi fiskal.
"Balik modalnya bagi mereka pasti puluhan taun sehingga perlu kepastian soal parameter fiskal. Kalau misal di tengah jalan, diubah secara drastis, hitungan investasi jangka panjangnya bisa kacau," ungkapnya.
Mantan Menteri Perdagangan itu menuturkan, meski kesepakatan yang ada baru langkah awal dan butuh waktu, ia menekankan kondisi kondusif harus dijaga demi menciptakan iklim investasi yang mendukung.
"Yang penting sejauh mungkin kita upayakan suasana yang kondusif, positif, kalem, dan profesional," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017
Thomas seusai pelantikan pejabat BKPM di Jakarta, Selasa, mengatakan kesepakatan yang jadi buah komunikasi intensif itu masih harus dilanjutkan dengan pembicaraan lebih rinci.
"Perjalanan masih belum selesai, masih ada perjalanan selanjutnya karena kedua belah pihak harus mendetilkan banyak hal," ujarnya.
Rincian seperti harga divestasi, parameter fiskal serta kepastian jangka panjang, menurut Tom, sapaan akrabnya, tentu masih harus diputuskan.
Ia menilai investasi Freeport di Indonesia yang bernilai lebih dari Rp200 triliun untuk satu proyek tunggal dipastikan memerlukan kepastian dari segi fiskal.
"Balik modalnya bagi mereka pasti puluhan taun sehingga perlu kepastian soal parameter fiskal. Kalau misal di tengah jalan, diubah secara drastis, hitungan investasi jangka panjangnya bisa kacau," ungkapnya.
Mantan Menteri Perdagangan itu menuturkan, meski kesepakatan yang ada baru langkah awal dan butuh waktu, ia menekankan kondisi kondusif harus dijaga demi menciptakan iklim investasi yang mendukung.
"Yang penting sejauh mungkin kita upayakan suasana yang kondusif, positif, kalem, dan profesional," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017