Gorontalo, (ANTARA GORONTALO) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Gorontalo mengakui untuk menggenjot produksi pertanian guna mencapai target swasembada pangan, memiliki tantangan besar, terutama pada karakter dan pola pikir petani.

"Untuk mengubah perilaku petani memang menjadi tantangan besar, karena petani punya keinginan sendiri. Sementara pemerintah berupaya untuk memberikan perubahan dalam upaya peningkatan produksi pertanian," kata Kepala Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo Muljadi Mario, Kamis.

Untuk melakukan perubahan itu, dirinya selalu berupaya memberikan arahan kepada rekan-rekan di dinas pertanian setempat untuk bisa memberikan contoh langsung kepada petani.

Karena kalau hanya melalui sosialisasi, itu belum cukup dan sulit untuk diterima oleh petani, sehingga pendekatannya langsung mengaplikasikanya di lapangan.

"Kami juga melakukan pendekatan dengan tokoh masyarakat dan tokoh tani untuk mempercepat proses adopsi, terutama bagaimana swasembada pangan tercapai, sehingga kebijakan yang dibangun pemerintah bisa berjalan sesuai harapan," tegasnya.

Banyak persoalan yang dihadapi, di antara terkait iklim, yang seharusnya musim hujan namun malah kemarau begitu juga sebaliknya. Dan pasti petani menjadi takut untuk berproduksi karena terancam gagal panen.

Untuk mengatasi itu semua, pemerintah mengeluarkan kebijakan asuransi bagi petani, sehingga mereka tidak perlu lagi takut dan merasa aman untuk produksi pertaniannya.

"Petani tidak harus berpikiran jika lahan pertanianya kebanjiran atau gagal panen, karena nanti ada asuransi yang akan menanggung biaya kerugian," ungkapnya.

Begitu juga dengan kendala alat mesin pertanian yang sering menjadi kendala petani, karena untuk menyewanya cukup mahal. Pemerintah kemudian mengeluarkan kebijakan dengan menghadirkan "Brigade Alsintan", dengan biaya yang sangat murah.

Diakuinya, meski dengan aktivitas dan waktu kerja lebih banyak di luar dan bersentuhan langsung dengan petani hingga ke pelosok desa, akan tetapi tidak mengabaikan kerja administrasi perkantoran.

"Saat ini dengan perkembangan teknologi, kita memanfaatkannya untuk sarana komunikasi, sehingga tidak ada kerjaan kantor yang terbengkalai. Di mana saja bisa berkomunikasi, meski kita intensif di lapangan tapi
pengelolaan manajemen administrasi kantor tetap dilakukan meski tidak harus berhadap hadapan," katanya.

Terkait dengan target pencapaian swasembada beras, untuk daerah Gorontalo sendiri tidak ada masalah, bahkan Gorontalo mampu menyuplai ketersediaan cadangan beras nasional.

"Gorontalo sendiri setiap tahun surplus beras kurang lebih hampir 50 ribu sampai 60 ribu ton beras setiap tahun, dengan begitu kita mampu menyumbang ketersediaan beras secara nasional," tegasnya.

Pewarta: Adiwinata Solihin

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017