Gorontalo,  (ANTARA GORONTALO) - Gubernur Gorontalo Rusli Habibie mengeluarkan kebijakan melarang petani memanfaatkan lahan untuk pertanian dengan kemiringan sekitar 30 derajat, karena rawan akan longsor.

Gubernur mengapresiasi semangat dan kemauan petani jagung Gorontalo untuk meningkatkan produksi dengan memanfaatkan lahan yang tidak terpakai, tapi harus diperhatikan juga keseimbangan alam.

"Pada musim tanam bulan Oktober mendatang, pemerintah sudah menyiapkan bibit gratis. Namun kami tidak akan memberikan bibit kepada petani yang memanfaatkan lahan dengan kemeringan di atas 30 derajat," kata Rusli saat memberikan sosialisasi dan penyerahan bantuan kepada masyarakat di Kabupaten Boalemo, Selasa.

Ini bukan bermaksud tidak memberikan keadilan kepada petani Gorontalo, akan tetapi pemerintah dan masyarakat perlu menjaga keseimbangan alam untuk pelastarian lingkungan sekitar.

Ia mengaku sudah banyak para ahli pertanian menyarankan untuk tidak lagi memanfaatkan lahan perbukitan yang kemiringanya sudah di atas 30 persen, kecuali digunakan sistem terasering.

"Jadi saat penyaluran bibit dan pupuk gratis, akan diverifikasi lagi petani pemilik lahan. Kalau di atas kemeringan 30 derajat, maka dia harus menggunakan sistem terasering, jika tidak bibit dan pupuk tidak akan dibagikan," tegasnya.

Kalau petani mau mengembangkan sistem terasering, pemerintah justru mendukung langkah tersebut, dan akan memberikan bibit pohon keras untuk menahan laju erosi.

Namun demikian jika tidak menggunakan sistem terasering, bantuan yang akan diberikan kepada petani diganti dengan bibit ternak kambing, agar mereka bisa tetap ada penghasilan.

"Bibit jagung kita tidak berikan namun diganti dengan ternak," ucapnya.

Pewarta: Farid

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017