Kuala Lumpur (ANTARA GORONTALO) - Perjuangan atlet-atlet difabel Indonesia
meraih medali emas di ASEAN Para Games ke-9 di Kuala Lumpur, Malaysia,
dimulai Minggu.
Di tengah hiruk pikuk persiapan upacara pembukaan yang akan berlangsung hari ini di Stadion Bukit Jalil mulai pukul 19.00 waktu setempat, tim Indonesia akan bertanding di cabang olahraga paracycling track, goalball dan tenis meja.
Paracycling track maupun road race baru dipertandingkan di ASEAN Para Games tahun ini.
Pertandingan paracycling track di Velodrome Nasional Putrajaya hari ini langsung sampai final, dan memperebutkan tujuh medali emas dari nomor kilometer C1, C2, C3 putra; kilometer C4 putra; kilometer C5 putra; sprint (B) putri; dan sprint (B) putra.
Indonesia menurunkan Muhammad Fadli Immamuddin di nomor kilometer C5 dan Sufyan Saori di kilometer C4.
Muhammad Fadli, yang kehilangan kaki kiri karena kecelakaan saat merayakan kemenangan di Asia Road Racing Championship kelas supersport 600 cc tahun 2015, dianggap sebagai kandidat kuat meraih medali emas di nomor ini meski nomor andalannya adalah balap jalan raya individual time trial.
"Saya tadi melihat mereka saat latihan. Fadli menurut saya sudah sangat terbiasa dengan track. Saya optimistis mereka bisa mendapatkan emas," kata Ketua Kontingen (CdM) Indonesia Bayu Rahadian.
Manajer tim paracycling Tanah Air Puspita Mustika Adya mengatakan para atlet ditargetkan bisa meraih dua medali emas dari total 24 emas yang diperebutkan di cabang olahraga tersebut.
Namun dua medali emas itu diharapkan datang nomor individual time trial C5 melalui Muhammad Fadli Imammudin dan hand bike H3 I Wayan Damai.
Optimistis di Goalball
Dari cabang olahraga beregu untuk atlet tuna netra goalball, hari ini tim putra Indonesia akan berhadapan dengan Laos.
Pelatih goalball putra Indonesia Hendrig Joko Prasetyo optimistis timnya bisa mengalahkan lawan.
"Di atas kertas seharusnya kami bisa menang, apalagi di hari yang sama Laos harus berhadapan dengan Malaysia terlebih dahulu baru melawan kami," ujar Hendrig.
Adapun format kompetisi goalball di ASEAN Para Games 2017 yang dilaksanakan di Hall 8 Malaysian International Trade and Exhibition Center (MITEC) adalah setengah kompetisi atau round robin dan diikuti oleh tujuh negara. Indonesia sendiri cuma mengikuti nomor putra.
Selain Indonesia dan Laos, tim putra Thailand, Malaysia, Kamboja, Filipina dan Myanmar juga mengikuti pertandingan cabang olahraga tersebut.
Tim goalball putra Indonesia bertekad untuk meraih medali emas di ASEAN Para Games ke-9, setelah di tiga edisi ASEAN Para Games sebelumnya selalu meraih medali perunggu.
"Kami bosan dapat perunggu terus," tutur kapten tim goalball Indonesia Arif Setiawan, yang menjadi anggota tim goalball pada ASEAN Para Games tahun 2011, 2013 dan 2015.
Kampanye Tenis Meja
Tim tenis meja Indonesia di ASEAN Para Games 2017 memulai kampanye untuk meraih juara umum pada Minggu (17/9). Di hari pertama pertandingan cabang olahraga itu, tim Indonesia akan turun di nomor beregu putra kelas 8, beregu putra kelas 9 dan beregu putra kelas 10.
Di tenis meja ASEAN Para Games, kelas 1-5 diperuntukkan bagi atlet difabel yang tidak bisa berdiri dan harus bergerak dengan kursi roda; Kelas 6-10 untuk atlet difabel tuna daksa tetapi masih bisa berdiri dan kelas 11 untuk atlet tuna grahita.
Pada hari kompetisi perdana, tim beregu putra kelas 8 akan melawan Filipina, beregu putra kelas 9 melawan Myanmar dan beregu putra kelas 10 melawan Singapura.
Kepala pelatih tim tenis meja Indonesia Rima Ferdianto mengatakan Indonesia sangat berpeluang menaklukkan lawan-lawan itu.
"Indonesia itu unggulan di nomor-nomor beregu kelas-kelas tersebut, makanya sebagai kandidat medali emas kami berada di pot satu."
Kompetisi nomor beregu tenis meja ASEAN Para Games 2017 dilaksanakan dengan format setengah kompetisi.
Di beregu putra kelas 8, Indonesia akan bertanding melawan Thailand, Malaysia dan Vietnam setelah melawan Filipina. Di beregu putra kelas 9, selain Myanmar, Indonesia akan berkompetisi dengan Filipina serta Malaysia.
Di beregu putra kelas 10, setelah kontra Singapura, Indonesia akan berhadapan dengan Thailand, Vietnam dan Malaysia.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017
Di tengah hiruk pikuk persiapan upacara pembukaan yang akan berlangsung hari ini di Stadion Bukit Jalil mulai pukul 19.00 waktu setempat, tim Indonesia akan bertanding di cabang olahraga paracycling track, goalball dan tenis meja.
Paracycling track maupun road race baru dipertandingkan di ASEAN Para Games tahun ini.
Pertandingan paracycling track di Velodrome Nasional Putrajaya hari ini langsung sampai final, dan memperebutkan tujuh medali emas dari nomor kilometer C1, C2, C3 putra; kilometer C4 putra; kilometer C5 putra; sprint (B) putri; dan sprint (B) putra.
Indonesia menurunkan Muhammad Fadli Immamuddin di nomor kilometer C5 dan Sufyan Saori di kilometer C4.
Muhammad Fadli, yang kehilangan kaki kiri karena kecelakaan saat merayakan kemenangan di Asia Road Racing Championship kelas supersport 600 cc tahun 2015, dianggap sebagai kandidat kuat meraih medali emas di nomor ini meski nomor andalannya adalah balap jalan raya individual time trial.
"Saya tadi melihat mereka saat latihan. Fadli menurut saya sudah sangat terbiasa dengan track. Saya optimistis mereka bisa mendapatkan emas," kata Ketua Kontingen (CdM) Indonesia Bayu Rahadian.
Manajer tim paracycling Tanah Air Puspita Mustika Adya mengatakan para atlet ditargetkan bisa meraih dua medali emas dari total 24 emas yang diperebutkan di cabang olahraga tersebut.
Namun dua medali emas itu diharapkan datang nomor individual time trial C5 melalui Muhammad Fadli Imammudin dan hand bike H3 I Wayan Damai.
Optimistis di Goalball
Dari cabang olahraga beregu untuk atlet tuna netra goalball, hari ini tim putra Indonesia akan berhadapan dengan Laos.
Pelatih goalball putra Indonesia Hendrig Joko Prasetyo optimistis timnya bisa mengalahkan lawan.
"Di atas kertas seharusnya kami bisa menang, apalagi di hari yang sama Laos harus berhadapan dengan Malaysia terlebih dahulu baru melawan kami," ujar Hendrig.
Adapun format kompetisi goalball di ASEAN Para Games 2017 yang dilaksanakan di Hall 8 Malaysian International Trade and Exhibition Center (MITEC) adalah setengah kompetisi atau round robin dan diikuti oleh tujuh negara. Indonesia sendiri cuma mengikuti nomor putra.
Selain Indonesia dan Laos, tim putra Thailand, Malaysia, Kamboja, Filipina dan Myanmar juga mengikuti pertandingan cabang olahraga tersebut.
Tim goalball putra Indonesia bertekad untuk meraih medali emas di ASEAN Para Games ke-9, setelah di tiga edisi ASEAN Para Games sebelumnya selalu meraih medali perunggu.
"Kami bosan dapat perunggu terus," tutur kapten tim goalball Indonesia Arif Setiawan, yang menjadi anggota tim goalball pada ASEAN Para Games tahun 2011, 2013 dan 2015.
Kampanye Tenis Meja
Tim tenis meja Indonesia di ASEAN Para Games 2017 memulai kampanye untuk meraih juara umum pada Minggu (17/9). Di hari pertama pertandingan cabang olahraga itu, tim Indonesia akan turun di nomor beregu putra kelas 8, beregu putra kelas 9 dan beregu putra kelas 10.
Di tenis meja ASEAN Para Games, kelas 1-5 diperuntukkan bagi atlet difabel yang tidak bisa berdiri dan harus bergerak dengan kursi roda; Kelas 6-10 untuk atlet difabel tuna daksa tetapi masih bisa berdiri dan kelas 11 untuk atlet tuna grahita.
Pada hari kompetisi perdana, tim beregu putra kelas 8 akan melawan Filipina, beregu putra kelas 9 melawan Myanmar dan beregu putra kelas 10 melawan Singapura.
Kepala pelatih tim tenis meja Indonesia Rima Ferdianto mengatakan Indonesia sangat berpeluang menaklukkan lawan-lawan itu.
"Indonesia itu unggulan di nomor-nomor beregu kelas-kelas tersebut, makanya sebagai kandidat medali emas kami berada di pot satu."
Kompetisi nomor beregu tenis meja ASEAN Para Games 2017 dilaksanakan dengan format setengah kompetisi.
Di beregu putra kelas 8, Indonesia akan bertanding melawan Thailand, Malaysia dan Vietnam setelah melawan Filipina. Di beregu putra kelas 9, selain Myanmar, Indonesia akan berkompetisi dengan Filipina serta Malaysia.
Di beregu putra kelas 10, setelah kontra Singapura, Indonesia akan berhadapan dengan Thailand, Vietnam dan Malaysia.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017