Bengkulu (ANTARA GORONTALO) - Menteri Pertanian Amran Sulaiman berbagi tips
atau cara menanggulangi hama babi yang mengganggu budidaya jagung di
wilayah pertanian Provinsi Bengkulu.
"Ada tips yang ampuh, tolong siapkan catatan karena ada langkah-langkahnya," kata Menteri Amran saat berdialog dengan para pihak di Balai Semarak atau Rumah Dinas Gubernur Bengkulu di Kota Bengkulu, Selasa, malam.
Menteri Amran menjelaskan tips menangkal hami babi hutan itu setelah mendapat keluhan dari Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kaur, Nasrur Rahman tentang upaya budidaya jagung yang kerap gagal akibat serangan babi hutan.
Langkah pertama kata Menteri yang sudah menulis buku tentang penanggulangan hama babi, yaitu mengindentifikasi jenis tanaman yang diserang oleh babi.
Bila di areal perkebunan jagung, maka diamati dengan seksama bagian tanaman yang dimakan.
"Pengamatan dilakukan sembilan hari berturut-turut," ucapnya.
Setelah identifikasi bagian tanaman, langkah selanjutnya adalah menyediakan jenis makanan tersebut untuk babi atau sejenis umpan.
Dalam tahap ini, jumlah makanan yang disediakan terus ditingkatkan sehingga semakin banyak babi yang akan datang untuk mendapatkan makanan di lokasi itu.
"Lakukan terus menerus dengan meningkatkan jumlah makanan sampai pada titik ada makanan yang tersisa," ujarnya.
Pemberian jumlah pakan yang bersisa dilakukan tiga hari berturut-turut untuk memastikan kawanan babi hutan sudah terpancing atau memakan umpan.
Pada hari terakhir, disiapkan pakan yang sudah diberi racun dan sudah tersedia pada pukul 16.00 WIB.
"Cara ini sudah kami praktikkan dan ampuh membunuh hingga ribuan hama babi," kata Menteri.
Sebelumnya, dalam sesi dialog, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kaur Nasrur Rahman menerangkan realisasi luas tanam jagung di wilayah itu mencapai 2.000 hektare.
Sedangkan potensi luas lahan kering yang dapat ditanami jagung di kabupaten tersebut mencapai 5.000 hektare. Salah satu kendala pengembangan budidaya jagung menurut Nasrur adalah serangan hama babi yang memakan tanaman sejak jagung ditanam sampai jagung berbuah bahkan jagung sudah tua dan kering pun masih diserang.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017
"Ada tips yang ampuh, tolong siapkan catatan karena ada langkah-langkahnya," kata Menteri Amran saat berdialog dengan para pihak di Balai Semarak atau Rumah Dinas Gubernur Bengkulu di Kota Bengkulu, Selasa, malam.
Menteri Amran menjelaskan tips menangkal hami babi hutan itu setelah mendapat keluhan dari Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kaur, Nasrur Rahman tentang upaya budidaya jagung yang kerap gagal akibat serangan babi hutan.
Langkah pertama kata Menteri yang sudah menulis buku tentang penanggulangan hama babi, yaitu mengindentifikasi jenis tanaman yang diserang oleh babi.
Bila di areal perkebunan jagung, maka diamati dengan seksama bagian tanaman yang dimakan.
"Pengamatan dilakukan sembilan hari berturut-turut," ucapnya.
Setelah identifikasi bagian tanaman, langkah selanjutnya adalah menyediakan jenis makanan tersebut untuk babi atau sejenis umpan.
Dalam tahap ini, jumlah makanan yang disediakan terus ditingkatkan sehingga semakin banyak babi yang akan datang untuk mendapatkan makanan di lokasi itu.
"Lakukan terus menerus dengan meningkatkan jumlah makanan sampai pada titik ada makanan yang tersisa," ujarnya.
Pemberian jumlah pakan yang bersisa dilakukan tiga hari berturut-turut untuk memastikan kawanan babi hutan sudah terpancing atau memakan umpan.
Pada hari terakhir, disiapkan pakan yang sudah diberi racun dan sudah tersedia pada pukul 16.00 WIB.
"Cara ini sudah kami praktikkan dan ampuh membunuh hingga ribuan hama babi," kata Menteri.
Sebelumnya, dalam sesi dialog, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kaur Nasrur Rahman menerangkan realisasi luas tanam jagung di wilayah itu mencapai 2.000 hektare.
Sedangkan potensi luas lahan kering yang dapat ditanami jagung di kabupaten tersebut mencapai 5.000 hektare. Salah satu kendala pengembangan budidaya jagung menurut Nasrur adalah serangan hama babi yang memakan tanaman sejak jagung ditanam sampai jagung berbuah bahkan jagung sudah tua dan kering pun masih diserang.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017