Gorontalo, (ANTARA GORONTALO) - Wali Kota Gorontalo Marten Taha mengajak kepada para Imam Masjid di daerah itu, untuk terlibat pada pencegahan menyebarnya paham radikalisme yang bisa membahayakan masyarakat setempat.

Para imam juga diminta untuk bermitra dengan kepolisian dan pemerintah kelurahan dan kecamatan, karena saat ini banyak masalah di luar Gorontalo untuk dicegah bersama agar tidak merambat ke daerah tersebut.

"Kota Gorontalo sebagai ibu kota provinsi tentu terbuka untuk semua masyarakat. Maka masyarakat dan para Imam diharapkan bisa mengontrol adanya masyarakat baru yang tinggal di sekitarnya," katanya saat memberikan sambutan di hadapan para Iman dan jajaran Kepolisian Polres Gorontalo Kota, Rabu.

Ia menjelaskan, pencegahan harus dilakukan sedini mungkin, agar Kota Gorontalo tidak disusupi oleh paham radikalisme. Sehingga para Imam harus melakukan pemantauan kepada masyarakat sekitarnya.

Jika ada yang masyarakat yang mencurigakan, Marten meminta kepada para Imam untuk segera melaporkannya ke pihak kepolisian atau ke pemerintah kelurahan dan kecamatan.

"Imam tidak bisa menindaki jika ada masyarakat yang dicurigai. Para Imam hanya bertugas memantau dan membmbing umat. Biarlah penindakan diserahkan ke pihak kepolisian," katanya lagi.

Tidak hanya paham radikal yang harus diawasi oleh para Imam Masjid. Marten Taha juga meminta mereka mengawasi peredaran minuman keras (Miras) yang banyak meresahkan warganya.

Dalam catatan Marten, sekitar 75 persen kejahatan yang ada di daerahnya berasal dari miras. Untuk itu para Imam diharapkan bisa membina umatnya, di samping pemerintah setempat terus melakukan operasi pemusnahan miras.

"Kami akan merefisi peraturan daerah (Perda) miras. Dalam aturan itu kami akan melarang semua jenis miras di jual di Kota Gorontalo," tutupnya.

Pewarta: Febriyandi Abidin

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017