Gorontalo, (ANTARA GORONTALO) - Polda Gorontalo mengirimkan sebanyak 102 personil untuk menjaga perbatasan Provinsi Gorontalo-Sulawesi Utara (Sulut) dan Sulawesi Tengah (Sulteng), melalui operasi kontijensi "Aman Nusa III", yang dilaksanakan 16-29 Oktober 2017.

Kapolda Gorontalo Brigjen Pol Rachmad Fudail, Senin, mengatakan personil yang dikirimkan merupakan gabungan Biro Operasional, Direktorat Intelkam, Direktorat Reserse dan Kriminal Umum, Direktorat Sabhara dan Satuan Brimob Polda Gorontalo.

"Pada pelaksanaannya seluruh personil akan diterjunkan di perbatasan-perbatasan antarprovinsi guna mencegah masuknya para DPO teroris, masuknya senjata api ilegal dan barang berbahaya lainnya," ujar Kapolda pada upacara pergeseran pasukan operasi kontijensi "Aman Nusa III" di Mapolda Gorontalo.

Ia mengungkapkan bahwa Provinsi Gorontalo secara geografis berbatasan langsung dengan Sulawesi Tengah yang telah dijadikan basis pelatihan para pelaku terorisme, dan saat ini di wilayah tersebut sedang digelar operasi kepolisian terpusat dengan sandi Operasi Tinombala.

"Provinsi Gorontalo juga berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Utara yang merupakan daerah yang bebatasan langsung dengan Filipina," pungkasnya.

Sehingga dikuatirkan adanya suplai senjata api yang dibawa dari negara tersebut masuk melalui Sulut dan kemudian transit di Gorontalo untuk dibawa ke daerah yang dijadikan sebagai daerah operasi oleh para pelaku.

"Untuk itu kami merasa perlu melakukan tindakan kepolisian terukur guna mengantisipasi hal tersebut. Saat ini upaya penanganan terhadap perkembangan jaringan terorisme di Indonesia terus dilakukan," tegasnya.

Salah satunya adalah melalui pencegahan dengan melibatkan berbagai elemen bangsa sesuai porsi masing-masing, namun pada pelaksanaannya masih belum maksimal karena kelompok-kelompok teroris masuh bisa melakukan aksi terornya sehingga Polri terus melakukan upaya hukum.

"Polda Gorontalo sebagai bagian integral Polri juga melakukan upaya pemberantasan terorisme dengan melakukan Operasi Kontijensi Aman Nusa III Penanggulangan Terorisme yang dilaksanakan mulai tanggal 16-29 Oktober 2017," ungkap Kapolda, lagi.

Menurutnya, kegiatan tersebut merupakan tahapan penting yang harus dilaksanakan dalam suatu proses manajerial, dalam merefleksikan kesiapan kita pada setiap pelaksanaan operasi. Baik kesiapan personil maupun sarana dan prasarana yang akan digunakan.

Sehingga seluruh rencana yang telah dirancang dengan matang dapat diimplementasikan secara optimal dalam pelaksanaan operasi.

"Mencermati perkembangan lingkungan strategi yang berkembang saat ini, dimana aksi-aksi teror terus bermunculan diberbagai negara yang dilakukan untuk menunjukan eksistensi kelompok dengan berbagai tujuan," ucapnya.

Kapolda berharap dengan dilaksanakannya operasi tersebut, pihaknya dapat mencegah dan menanggulangi aksi terorisme di wilayah Provinsi Gorontalo.

Pewarta: Adiwinata Solihin

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017