Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Bank Indonesia (BI) mencatat deflasi harga pangan yang bergejolak sebesar 0,53 persen menahan laju inflasi bulanan pada Oktober 2017 sebesar 0,01 persen, lebih rendah dari perkiraan inflasi bank sentral.

"Berdasarkan komponen, rendahnya inflasi bulan ini terutama dipengaruhi oleh deflasi kelompok volatile food dan kelompok administered prices (barang yang harganya diatur pemerintah)," kata Kepala Departemen Komunikasi BI Agusman dalam siaran pers bank sentral, Kamis.

Berdasar Survei Pemantauan Harga BI sebelumnya, inflasi bulanan pada Oktober diperkirakan 0,09 persen.

Pada Oktober, deflasi harga pangan bergejolak tercatat 0,53 persen dari bulan ke bulan (mtm) atau 0,19 (tahun ke tahun/yoy), melanjutkan deflasi September 2017 yang sebesar 0,67 persen (mtm). Deflasi terjadi terutama karena menurunnya harga komoditas daging ayam ras, bawang merah, bawang putih, telur ayam ras dan cabai rawit.

Sedangkan harga barang yang diatur pemerintah sepanjang Oktober 2017 tercatat mengalami deflasi sebesar 0,01 persen (mtm) atau 8,68 persen (yoy) melambat dibandingkan dengan bulan lalu yang inflasi sebesar 0,15 persen (mtm). Deflasi harga barang yang diatur pemerintah sebagian besar dipengaruhi menurunnya tarif angkutan udara.

Agusman mengatakan kelompok inflasi inti juga menurun menjadi 0,17 persen (mtm), atau lebih rendah dibandingkan dengan September 2017 yang sebesar 0,35 persen (mtm).

Penurunan inflasi inti pada Oktober 2017 antara lain terdampak pembayaran uang kuliah akademi/perguruan tinggi, serta harga mie dan nasi dengan lauk. Secara tahunan, inflasi inti Oktober tercatat 3,07 persen.

"Ke depan, inflasi diperkirakan akan tetap terkendali pada level yang rendah dalam kisaran sasaran yang ditetapkan," kata Agusman.

Pewarta:

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017