Gorontalo, (Antara) - Minat warga akan bunga hidup mulai menurun, membuat sentra usaha bunga hias yang berlokasi di Kelurahan Tomulobutau Induk, Kecamatan Dungingi, Kota Gorontalo, Provinsi GorontaLo mengakui pembelinya semakin sedikit jumlahnya.

Bunga yang dijual sendiri terdapat 100 jenis bunga yang dibagi menjadi dua kelompok jenis, ada bunga yang bisa diletakkan di dalam ruangan dan ada juga bunga yang bisa diletakkan di luar ruangan.

"Jenis bunga yang hanya bisa diletakkan di dalam ruangan seperti antoriaum, gromelia angrek, lili paris, kaktus dan siri gading. Untuk jenis bunga yang bisa diletakkan di luar rumah yakni pucuk merah, pucuk kuning, pucuk ungu, eombusa, samangdara dan asoka," jelasnya.

Setiap bunga yang dijual juga ditentukan dari jenisnya mulai dari jenis yang paling murah yaitu bunga "pukul sepuluh" dengan harga Rp5 ribu/pohon hingga "bonsai santigi" sebagai bunga termahal dengan harga Rp5 juta/pohon.

Hingga kini tinggal tersisa tiga usaha bunga hias saja yang masih terus bertahan untuk berjualan. Meskipun pendapatan yang didapatkan oleh para pengusaha tak seberapa setiap harinya, namun mereka memilih untuk tetap konsisten denga usaha bunga hidup tersebut.

Nikomang Indrayani, salah seorang pengusaha bunga hidup mengatakan bahwa hasil pendapatan dari penjualan bunga setiap harinya tidak menentu. Terkadang bahkan usaha yang telah dibuka sejak tahun 2006 ini sehari tidak didatangi pembeli sama sekali.

"Untuk pendapatan dari penjualan bunga hidup perharinya memang sangat tidak menentu, sehari usaha saya hanya kedatangan hingga dua sampai tiga pengunjung saja atau bahkan tidak sama sekali," keluhnya.

Ia menambahkan, untungnya pendapatan usaha penjualan bunga hias ini masih terbantu dengan adanya pesanan dari sekolah maupun instansi.

"Adanya program pemerintah seperti adiwiyata sangat membantu pendapatan usaha kami, dengan adanya program tersebut permintaan bunga hidup untuk mempercantik sekolah atau instansi, serta pembuatan taman hias, tetap ada meskipun tidak sering," katanya.

Pewarta:

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017