Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Bursa Efek Indonesia (BEI) meresmikan pencatatan
saham perdana PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WIKA Gedung) sebagai
emiten ke-30 pada 2017 dengan kode perdagangan WEGE.
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota BEI, Alpino Kianjaya, di Jakarta, Kamis, menyampaikan, salah satu hal penting bagi perseroan setelah resmi mencatatkan sahamnya di BEI yakni menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan yang baik.
"Penerapan GCG di antaranya dengan melakukan keterbukaan informasi baik kepada regulator maupun kepada publik, serta memastikan terselenggaranya kepatuhan terhadap peraturan pasar modal," ujarnya.
Ia mengatakan bahwa dengan begitu diharapkan saham WEGE dapat menjadi salah satu efek yang terus menjadi pilihan para investor dan manajemen investasi dalam menentukan portofolionya.
Ia mengemukakan, PT WIKA Gedung merupakan anak BUMN ketiga yang melaksanakan penawaran umum saham perdana pada tahun ini. Sebelumnya, PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMFI) dan PT PP Presisi (PPRE) telah lebih dulu mencatatkan sahamnya di BEI.
Direktur Utama PT WIKA Gedung, Nariman Prasetyo, mengatakan, selama masa penawaran (bookbuilding), saham PT WIKA Gedung kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 216 persen.
"Itu menunjukkan animo atau kepercayaan publik terhadap saham PT WIKA Gedung cukup besar," katanya.
Ia menambahkan, perseroan melepas sebanyak 2,87 miliar saham seharga Rp290 per saham. Dengan demikian, perusahaan memperoleh dana dari hasil IPO sekitar Rp832,8 miliar. Sekitar 70 persen dari dana yang akan diraih itu akan digunakan untuk ekspansi usaha dan sisanya untuk menutup kebutuhan modal kerja.
Saat pencatatan perdana, saham WEGE mengalami koreksi ke level Rp286 per lembar dari harga awal Rp290 per saham. Namun, dalam waktu singkat saham WEGE berbalik arah atau menguat menjadi Rp300 per saham. Saham WEGE sempat menyentuh level tertinggi Rp314 per saham.
Nariman Prasetyo juga menyampaikan hingga Oktober 2017, pihaknya telah meraih kontrak baru mencapai Rp6,2 triliun, sehingga total kontrak perseroan (ordered book) saat ini mencapai Rp11,8 triliun.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota BEI, Alpino Kianjaya, di Jakarta, Kamis, menyampaikan, salah satu hal penting bagi perseroan setelah resmi mencatatkan sahamnya di BEI yakni menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan yang baik.
"Penerapan GCG di antaranya dengan melakukan keterbukaan informasi baik kepada regulator maupun kepada publik, serta memastikan terselenggaranya kepatuhan terhadap peraturan pasar modal," ujarnya.
Ia mengatakan bahwa dengan begitu diharapkan saham WEGE dapat menjadi salah satu efek yang terus menjadi pilihan para investor dan manajemen investasi dalam menentukan portofolionya.
Ia mengemukakan, PT WIKA Gedung merupakan anak BUMN ketiga yang melaksanakan penawaran umum saham perdana pada tahun ini. Sebelumnya, PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMFI) dan PT PP Presisi (PPRE) telah lebih dulu mencatatkan sahamnya di BEI.
Direktur Utama PT WIKA Gedung, Nariman Prasetyo, mengatakan, selama masa penawaran (bookbuilding), saham PT WIKA Gedung kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 216 persen.
"Itu menunjukkan animo atau kepercayaan publik terhadap saham PT WIKA Gedung cukup besar," katanya.
Ia menambahkan, perseroan melepas sebanyak 2,87 miliar saham seharga Rp290 per saham. Dengan demikian, perusahaan memperoleh dana dari hasil IPO sekitar Rp832,8 miliar. Sekitar 70 persen dari dana yang akan diraih itu akan digunakan untuk ekspansi usaha dan sisanya untuk menutup kebutuhan modal kerja.
Saat pencatatan perdana, saham WEGE mengalami koreksi ke level Rp286 per lembar dari harga awal Rp290 per saham. Namun, dalam waktu singkat saham WEGE berbalik arah atau menguat menjadi Rp300 per saham. Saham WEGE sempat menyentuh level tertinggi Rp314 per saham.
Nariman Prasetyo juga menyampaikan hingga Oktober 2017, pihaknya telah meraih kontrak baru mencapai Rp6,2 triliun, sehingga total kontrak perseroan (ordered book) saat ini mencapai Rp11,8 triliun.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017