Gorontalo, (Antara) - Warga meminta kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gorontalo Utara untuk memperhatikan nasib pendidikan anak-anak di Dusun Botongo, Desa Dudepo, yang belum optimal.

Fidyawati Biahimo, salah seorang relawan pendidikan dari Komunitas Nusawarna mengatakan, mengatakan kualitas pendidikan yang didapatkan oleh anak-anak di Dusun Botongo, yang juga wilayah kepulauan, sangat memprihatinkan.

Sejak tahun 2014, sekolah jauh yang terletak di Dusun Botongo tersebut telah diresmikan menjadi SDN 15 Anggrek, dengan dibantu oleh 3 tenaga pendidik dari darat berstatus Pegawai Negeri Sipil(PNS), 3 tenaga pendidik tidak tetap dan 1 tenaga honor yang menetap di Dusun Botongo.

"Kualitas pendidikan yang didapatkan oleh mereka sangat memprihatinkan, anak yang sudah duduk di bangku kelas enam saja baru belajar berhitung, bahkan baru bisa menyusun huruf menjadi sebuah kata," jelasnya.

Selain itu, durasi waktu belajar pada sekolah tersebut hanya tiga jam saja, sangat berbeda dengan sekolah pada umumnya yaitu berkisar tujuh hingga delapan jam lamanya.

Selmin Katili, salah seorang tenaga honor mengaku dirinya rela mengajar setiap hari demi keberlanjutan masa depan dari anak-anak di Dusun Botongo tersebut.

"Saya mengajar setiap hari membantu para guru lainnya, terlebih jika mereka tidak sempat datang untuk mengajar anak-anak," jelasnya.

Yunus Mobiliu, salah satu orang tua siswa mengatakan bahwa anak-anak di dusun mereka sangat sulit untuk bisa merasakan sekolah tingkat lanjut karena keterbatasan kemampuan yang dimiliki.

"Ada beberapa anak di dusun ini yang tidak bisa melanjutkan sekolah hanya karena kurangnya pengetahuan yang mereka dapatkan selama bersekolah di Dusun Botongo," keluhnya.

Hal ini menyebabkan anak-anak tersebut akhirnya tidak mau diterima oleh sekolah lanjutan yang berada di luar pulau.

Bangunan sekolah yang hanya terdiri atas tiga ruang kelas saja, membuat para siswa harus bergabung dengan kelas lainnya untuk belajar.

"Karena kurangnya ruang kelas, para siswa akhirnya digabung, bahkan terkadang jika tidak satupun para tenaga pendidik datang dari darat, siswa disatukan pada satu kelas untuk menerima pelajaran dari salah seorang tenaga honor yang berkesampatan untuk hadir," jelasnya.

Pewarta:

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018