Jakarta, (ANTARA GORONTALO) - Pengamat Komunikasi Politik Universitas Paramadina Hendri Satrio mengatakan koalisi antara PDI Perjuangan dan Partai NasDem cukup ideal karena bisa memperbaiki citra Jokowi demi menyongsong Pemilihan Presiden 2014.

Menurut Hendri, gaya komunikasi politik PDIP saat ini belum efektif untuk menjaring suara.

Gaya blusukan Jokowi juga masih belum diimplementasikan oleh petinggi parpol yang masih menggunakan cara lama dalam mendekati rakyat.

"Apalagi Mega dan Jokowi tidak pernah kelihatan (kampanye) bersama. Jokowi dengan pendekatan blusukan, sementara Mega dan elite politik PDIP lebih sering ada di atas panggung," kata Hendri.

Lebih lanjut, Jokowi juga dinilai sebagai "tren" yang bisa dengan mudah turun dan naik.

"Makanya, PDIP tidak bisa sembarang memilih cawapres. Mereka harus memilih cawapres yang bisa mengimbangi tren politik Jokowi," katanya.  
   
Di sisi lain, Partai NasDem, menurut Hendri, adalah partai dengan komunikasi politik yang baik. Hal itu terlihat dari perolehan suara yang signifikan dibanding prediksi.

Selain itu, partai pimpinan Surya Paloh itu dinilai efektif mendulang suara karena media pendukungnya.

"Mungkin yang paling dibutuhkan (PDIP) adalah NasDem, karena mereka juga butuh media. Nanti pertarungannya jadi pertarungan media. Ini penting untuk membantu pencitraan Jokowi dan PDIP itu sendiri," katanya.

Pada Kamis (10/4), Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo mengunjungi kantor DPP Partai NasDem di Jakarta untuk menemui Surya Paloh.

Kunjungan resmi yang pertama kali itu dilakukan atas perintah Megawati guna membangun kesepakatan bersama untuk membangun bangsa. Kendati demikian, Tjahjo memastikan belum ada pembicaraan koalisi.

Pewarta:

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2014