Jakarta (Antaranews Gorontalo) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis sore, bergerak melemah sebesar 22 poin menjadi Rp13.875 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.853 per dolar Amerika Serikat.

Analis Monex Investindo Futures, Putu Pransuamitra, mengatakan, depresiasi rupiah terhadap dolar Amerika Serikat lebih banyak dipengaruhi faktor eksternal.

Revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia oleh Bank Dunia untuk tahun ini dari 5,3 persen menjadi 5,2 persen juga berkontribusi terhadap pelemahan rupiah.

"Penurunan proyeksi dari World Bank pasti memberikan dampak negatif bagi rupiah, namun saya rasa faktor pernggerak utamanya masih dari eksternal," ujar dia, di Jakarta, Kamis.

Selain itu, kata dia, jika dilihat sejak awal pekan rupiah bisa dikatakan masih berkonsolidasi di rentang 13.830-13.890.

Pada Kamis ini, pergerakan rupiah sendiri di kisaran Rp13.860 sampai Rp13.884 per dolar Amerika Serikat.

Dalam kurs tengah Bank Indonesia sendiri pada Kamis, tercatat nilai tukar rupiah bergerak menguat ke posisi Rp13.868 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.872 per dolar Amerika Serikat.

Sebelumnya, pada Rabu sore (7/6), rupiah bergerak menguat sebesar 27 poin menjadi Rp13.853 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.880 per dolar Amerika Serikat.

Penguatan rupiah saat itu dinilai masih dipengaruhi faktor eksternal yaitu kemungkinan perang dagang yang semakin meluas dimana sebelumnya isu perang dagang hanya terjadi antara Amerika Serikat dengan China namun kini kemungkinan juga terjadi antara AS dengan Meksiko dan Kanada yang menyebabkan dolar tertekan.

Selain itu, pelaku pasar disebut juga masih menunggu pengumuman kebijakan moneter The Fed pekan depan untuk melihat proyeksi berapa kali lagi suku bunga akan dinaikkan di tahun ini.

Pewarta: Citro

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018