Manado, (Antara News) - Harga komoditas unggulan Sulawesi Utara  yakni cengkih masih bertahan Rp104.000 per kilogram menjelang musim petik pada semester II-2018.

"Harga cengkih di tingkat petani Kota Manado dalam beberapa minggu terakhir bertahan di posisi Rp104.000 per kilogram," kata Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut Hanny Wajong di Manado.

Dia mengatakan harga perdagangan cengkih berada pada tren positif, karena emas cokelat, julukan untuk komoditas cengkih itu, mulai bergerak naik jika dibandingkan awal 2018.

"Sebetulnya harga sekarang sudah bisa menggembirakan bagi petani, karena paling tidak naik sekira Rp3.000 dari harga Januari lalu,¿ jelasnya.

Dia mengatakan, peningkatan harga cengkih tersebut terjadi akibat stok di kalangan pedagang mulai menipis, sedangkan permintaan dari perusahaan relatif cukup tinggi.

"Cengkih asal Sulut memiliki ciri khas berbeda dengan daerah lain sehingga pabrik rokok sangat membutuhkannya," katanya.

Karena itu, kata dia,  petani perlu menjaga kualitas hasil panen, agar pasaran cengkih tetap bertahan di posisi yang menguntungkan petani.

"Kalau kualitasnya baik maka harga tawar dari pembeli juga akan naik. Ini mesti dipertahankan petani," tuturnya.

Petani berharap harga komoditas andalan tersebut bisa naik lagi.

Hans Tuuk, salah satu petani di Kabupaten Minahasa mengatakan harga pasaran cengkih saat ini memang berada pada posisi yang baik.

Namun begitu, katanya, harga tersebut belum menjadi jaminan pada masa panen cengkeh.

"Harga sekarang sudah bagus, yang penting jangan turun dibawah Rp100 ribu per kilogram," ujarnya.

Dengan harga Rp104 ribu per kilogram, petani dinilai masih bisa mendapatkan keuntungan dari hasil panen, meski tidak akan banyak.

"Kalau untung sudah pasti ada, tetapi tipis saja, karena biaya pemetikan sudah mahal, dan upaha buruh sudah naik," katanya.

Pewarta: Nancy Lynda Tigauw

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018