Jakarta (Antaranews Gorontalo) - Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan evakuasi wisatawan di Pelabuhan Bangsal, Lombok Utara dimanfaatkan beberapa pihak dengan menyewakan kendaraan dengan tarif tinggi.

"Kendaraan yang mengantar wisatawan menuju bandara tidak memadai. Beberapa pihak menyewakan kendaraan dengan tarif Rp2 juta. Itu menimbulkan masalah," kata Sutopo dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa.

Sutopo mengatakan sebagian wisatawan dari Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air memang dievakuasi ke Pelabuhan Bangsa. Dari total 4.636 wisatawan , baik asing maupun domestik, dan warga; 3.673 orang dievakuasi ke Pelabuhan Bangsal.

Sutopo mengatakan 60 persen permukiman di Kabupaten Lombok Utara hancur dan ribuan orang mengungsi akibat gempa. Dampak paling parah dari gempa tersebut memang terjadi di Lombok Utara.

Sedangkan proses evakuasi wisatawan dari Pelabuhan Benoa, Bali tidak ada masalah karena sudah disediakan bus-bus menuju Bandara Internasional Ngurah Rai. Sebanyak 770 orang dievakuasi ke Pelabuhan Benoa dari Gili Trawangan.

"Bali sudah memiliki pengalaman mengevakuasi wisatawan saat terkena letusan Gunung Agung. Mereka sudah memiliki mekanisme. Semua berjalan baik dan tidak ada keluhan," tutur Sutopo.

Gempa di Lombok Timur dengan kekuatan 7,0 Skala Richter terjadi pada Minggu (5/8) pukul 18.46 WIB di kedalaman 15 kilometer dengan pusat gempa di darat 18 kilometer barat laut Lombok Timur.

Sebelumnya, gempa juga terjadi di wilayah tersebut berkekuatan 6,4 SR pada Minggu (29/7) pukul 05.47 WIB.

Gempa-gempa susulan masih terus terjadi di wilayah tersebut sehingga masyarakat diimbau mewaspadai bangunan roboh. Hingga saat ini terdata 105 orang meninggal dunia akibat gempa tersebut.
 

Pewarta: Dewanto Samodro

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018