Gorontalo, (Antara News) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Gorontalo mengharapkan kepada masyarakat untuk tidak menciptakan stigma dan diskriminasi kepada orang dengan HIV/Aids (ODHA), karena bisa saja mereka merasa terkucilkan lingkungan sosial.

"Beri perhatian yang sama kepada ODHA, karena mereka juga memiliki fisik yang kuat dan sehat asalkan serius meminum obat antiretroviral (ARV), yang menghambat perkembangan virus tersebut," kata Kepala Seksi Penanggulangan penyebaran penyakit menular (P3M) Dinkes Provinsi Sulut dr Irma Cahyani, saat dialog warung kopi bersama TVRI Gorontalo yang melibatkan akademi dan Perum LKBN ANTARA, Selasa.

Data Dinkes dan Komisi Penanggulangan Aids Provinsi (KPAP), bahwa selama 2001 hingga 2018 di Gorontalo, menunjukkan jumlah penderita HIV pada tahun 2016 sebanyak 100 orang, tahun 2017 sebanyak 160 orang dan sampai April 2018 sebanyak 180 orang.

Sementara jumlah penderita AIDS pada tahun 2016 ADA 160 orang, tahun 2017 sebanyak 202 orang dan hingga April 2018 berjumlah 220 orang.

Penderita HIV/AIDS di Provinsi Gorontalo pertama kali ditemukan di Kabupaten Bone Bolango pada tahun 2001.

Dinkes meminta kepada masyarakat untuk tidak risih bergaul dengan ODHA, karena mereka juga manusia biasa yang bisa beraktifitas, dan tidak segampang terjadinya penularan kepada sesama manusia.

"Penyebaran virus HIV/aids hanya melalui kontak darah, atau ada hubungan cairan baik seksual atau air susu ibu dari ODHA ke orang lain. Jadi menghapus stigma atau info salah bahwa peredaran terjadi bisa melalui berdekatan, makan bersama, berpegangan, bersentuhan dan lainnya tidaklah benar," tambahnya.

Akademisi dari Universitas Ichsan Gorontalo Bala Bakry mengatakan, salah satu juga faktor dominan cepat terjadinya penularan HIV/Aids karena faktor lingkungan sosial, keluarga dan desakan ekonomi.

"Ketika di lingkungan keluarga sudah tidak harmonis, anak-anak atau suami/istri bisa lari ke persoalan serius, terjadi seks bebas, transfusi darah melalui suntikan narkoba dan perilaku buruk lainnya," jelas pengajar ilmu sosial FISIP Ichsan ini.

Sementara Kepala Perum LKBN ANTARA Biro Gorontalo Hence Paat mengharapkan adanya sinergitas semua pihak, baik pemda, LSM, akademisi, pers, tokoh agama untuk menyebarkan sosialisasi yang bisa mencegah perilaku buruk yang akhirnya berdampak ke penyebaran HIV/Aids.

"Peran pers akan semakin optimal melakukan sosialisasi pencegahan HIV/Aids, memberikan rasa "teror" bagi warga untuk menjauhi hubungan seksual yang bebas, hindari narkoba dan sebagainya," kata Paat.

Pewarta: Adiwinata Solihin

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018