Jakarta, (Antara News) - Setelah diperkenalkan dalam pameran otomotif GIIAS 2018, kendaraan city car All New Brio generasi kedua resmi mengaspal di Indonesia.

Antara yang berkesempatan menjajal Brio generasi kedua itu dalam acara media test drive 17-19 Oktober di Bali, menemukan kejutan dari All New Brio, selain tampilannya yang lebih segar.

Sebelum dibawa menyusuri sejumlah tempat di Bali, pebalap Alvin Bahar dan Rio Saputro Budihardjo melakukan aksi "slalom" untuk membuktikan kemampuan manuver dan stabilitas All New Brio di kawasan Garuda Wisnu Kencana Culturel Park.

Dimensi mobil yang bertambah panjang dan bobot lebih berat, kemampuan manuver All New Brio tidak berkurang.

"Saat mencoba dengan kecepatan tinggi ternyata lebih stabil dan tetap nyaman. Brio yang dulu kan sangat lincah dan bermanuver, saya pikir sekarang dengan ukuran lebih panjang manuvernya berkurang, ternyata tidak," kata Alvin yang memperkuat tim Honda Racing Indonesia itu.

Kestabilan Brio juga diakui Rio saat berkecepatan tinggi.

"Ini masih stabil saat kecepatan tinggi. Rasanya sudah seperti bawa Jazz," ungkap Rio yang juga pembalap tim Honda Racing Indonesia.

Alvin menilai jika All New Brio dibawa ke arena balapan bisa meningkatkan performa dengan catatan waktu minimal meningkat setengah detik walaupun mesinnya masih sama dengan generasi sebelumnya, yakni mesin 1.2 liter i-VTEC 4 silinder.

Honda mengklaim, meskipun mesin sama namun selalu ada pembaruan yang dilakukan termasuk menyiasati All New Brio agar tetap irit dan bertenaga dengan dimensi yang lebih besar dan bobot yang lebih berat.

"Untuk mempertahankan konsumsi bahan bakarnya tetap irit biarpun mobilnya membesar, mesin itu selalu diperbarui," kata Chief Engineer Assistant Large Project Leader Honda R&D Asia Pacific Yasuhiro Kumai.

Honda mengembangkan teknologi i-VTEC dengan katup tunggal dalam kisaran rpm rendah sehingga mesin akan mendapatkan satu "intake valve" per-silinder.

Cara kerja tersebut mempercepat proses pembakaran karena udara dan bahan bakar tercampur dengan lebih baik, yang pada akhirnya membuat konsumsi bahan bakar lebih efisien.

Efisiensi bahan bakar ditingkatkan dengan rentang rasio yang diperluas dan daya gesek yang dikurangi. Perluasan rentang rasio untuk transmisi CVT itu menghasilkan konsumsi bahan bakar yang lebih baik serta pergantian gigi yang halus.

Kenyamanan dalam berkendara memang terasa saat Antara menjajal All New Brio RS CVT dari GWK ke Uluwatu.

Tancapan gas cukup nyaman saat menyusuri jalanan Uluwatu yang meliuk-liuk, terutama saat tanjakan yang curam.

Hanya saja saat berkendara di malam hari, tidak ada penerangan pada tuas transmisi dan tombol setir yang cukup mengganggu saat berkendara apalagi ketika kondisi jalanan sangat gelap.

Meski demikian, visibilitas All New Brio terasa lebih baik terutama saat menyetir malam hari berkat LED Position Light Guides yang membuat pencahayaan yang lebih terang sekaligus menurangi konsumsi bahan bakar dan hawa panas.

Selain itu, penempatan lampu tersebut membuat All New Brio terkesan lebih premium.

Lampu belakang yang dilengkapi reflektor didesain melebar hingga bagian tepi mobil untuk kesan Honda Brio yang lebih lebar, dilengkapi lampu eksternal berwarna merah di bagian belakang dan lampu rem.

Bentuk yang aerodinamis juga mengoptimalkan aliran udara di sekitar mobil yang menambah faktor efisiensi konsumsi bahan bakar.

Tampilan baru, rasa baru

Hal yang paling mencolok dari eksterior All New brio adalah perubahan signifikan di sektor belakang dengan desain Tailgate Style.

Pintu kaca pada bagian belakang Honda Brio yang selama ini menjadi ciri khas city car tersebut dihilangkan sejak kemunculannya pada 2012 atau enam tahun dikenal masyarakat.

Tentu saja ada pro dan kontra dengan hilangnya kaca khas Brio. Namun, Honda mengklaim bahwa improvisasi tersebut memperluas ruang bagasi menjadi lebih besar 84 liter daripada model lama.

Kapasitas bagasi yang mencapai 258 liter itu pun bisa menampung satu koper, tiga tas besar, dua tas backpack, dan tiga bungkusan oleh-oleh saat Antara menyusuri sejumlah wilayah di Bali, antara lain Sanur, Kuta, dan Badung.

Sistem audio pada All New Honda Brio juga mengalami peningkatan sehingga saat berkemudi sambil mendengarkan musik menjadi lebih menyenangkan karena penambahan speaker menjadi enam buah dengan tweeter speaker di pilar A.

Ditambah lagi, suasana di dalam mobil terasa lebih tenang karena sistem kekedapan yang lebih tebal. Berbeda dengan Brio yang lama dimana suara dari luar mobil masih terdengar cukup jelas dari dalam.

Honda Brio generasi kedua (grade RS) juga dilengkapi dengan sandaran kepala depan yang dirancang untuk mengurangi kemungkinan cedera leher akibat benturan berskala kecil. Selain itu, headroom juga lebih luas.

Bodi yang kompak juga memudahkan manuver saat sejumlah jalan yang dilalui cukup padat. Sayangnya All New Brio masih belum "auto up" pada kaca jendela.

Saat duduk di kursi belakang juga terasa lebih nyaman karena terasa lebih luas dibanding dengan Brio generasi lama. Wheelbase pada All New Brio telah diperpanjang 60 mm untuk menyediakan ruang yang lebih lega di jok belakang.

Kesimpulannya, perubahan yang terjadi pada All New Brio memberikan rasa baru yang lebih nyaman dalam berkendara dibandingkan dengan model lama, dengan sejumlah kekurangan yang masih ada.

Pewarta: Monalisa

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018