Bandung, (Antara News) - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuzzy atau Rommy mengatakan serangan berita bohong atau hoaks akhir-akhir ini banyak menyerang kader partai ini, salah satu kader yang diserang hoax adalah Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.
"Serangan udara berbentuk hoaks kami nilai sebagai bentuk serangan politik, selain menyasar pengurus PPP yang disasar juga Menag, Pak Lukman Safrudin yang juga Ketua Majelis Pakar PPP," kata Rommy di Kota Bandung, Senin.
Ditemui sebelum menghadiri Rapat Koordinasi dan Pembekalan Calon Legislatif Pemilu 2019 di Bandung, ia mengatakan serangan udara kepada PPP semuanya dilakukan secara sengaja oleh akun anonim di jejaring media sosial yang selama ini jadi lawan politik.
"Karena itu, kita ingin menyampaikan jawaban itu agar caleg bisa memiliki pemahaman yang sempurna," katanya.
Serangan udara yang sering dilakukan kepada Menag, menurut Rommy, ialah dikaitkan dengan isu tentang LGBT, selain itu dalam tiga hari terakhir beredar rencana pemerintah mengubah Kemenag menjadi Kementerian Zakat dan Wakaf.
"Sehingga ini adalah hal yang saya kira ilusi dari kelompok yang sudah putus asa untuk mendegradasi pemerintahan ini sekaligus mendegradasi PPP sebagai partai yang secara konsisten mengawal jalannya pemerintahan sekaligus berada di garda terdepan dalam meluruskan hoaks dan fitnah yang diedarkan," katanya.
Walaupun mendapat serangan udara dari pihak lawan, pihaknya enggan memilih upaya hukum guna melaporkan penyebar informasi fitnah tersebut.
"Jika kami melaporkan semua hoaks dan fitnah dan penyebarnya nanti kantor polisi bisa penuh. Karena hari ini lembaga pemasyarakatan sudah penuh oleh pengguna narkoba," katanya.
"Kalau kami melaporkan lagi kemudian ditindaklanjuti saya khawatir lembaga pemasyarakatan enggak cukup lagi, kantor polisi kebanjiran laporan," lanjut dia.
Menurut dia cara efektif menurutnya adalah dengan menangkis dan mengimbau kepada seluruh insan yang menjadi kontestan politik pada Pileg dan Pilpres 2019 berkampanye secara positif.
Oleh karena itu meminta kader partai di daerah gencar menangkis serangan udara yang diarahkan pada partai tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018
"Serangan udara berbentuk hoaks kami nilai sebagai bentuk serangan politik, selain menyasar pengurus PPP yang disasar juga Menag, Pak Lukman Safrudin yang juga Ketua Majelis Pakar PPP," kata Rommy di Kota Bandung, Senin.
Ditemui sebelum menghadiri Rapat Koordinasi dan Pembekalan Calon Legislatif Pemilu 2019 di Bandung, ia mengatakan serangan udara kepada PPP semuanya dilakukan secara sengaja oleh akun anonim di jejaring media sosial yang selama ini jadi lawan politik.
"Karena itu, kita ingin menyampaikan jawaban itu agar caleg bisa memiliki pemahaman yang sempurna," katanya.
Serangan udara yang sering dilakukan kepada Menag, menurut Rommy, ialah dikaitkan dengan isu tentang LGBT, selain itu dalam tiga hari terakhir beredar rencana pemerintah mengubah Kemenag menjadi Kementerian Zakat dan Wakaf.
"Sehingga ini adalah hal yang saya kira ilusi dari kelompok yang sudah putus asa untuk mendegradasi pemerintahan ini sekaligus mendegradasi PPP sebagai partai yang secara konsisten mengawal jalannya pemerintahan sekaligus berada di garda terdepan dalam meluruskan hoaks dan fitnah yang diedarkan," katanya.
Walaupun mendapat serangan udara dari pihak lawan, pihaknya enggan memilih upaya hukum guna melaporkan penyebar informasi fitnah tersebut.
"Jika kami melaporkan semua hoaks dan fitnah dan penyebarnya nanti kantor polisi bisa penuh. Karena hari ini lembaga pemasyarakatan sudah penuh oleh pengguna narkoba," katanya.
"Kalau kami melaporkan lagi kemudian ditindaklanjuti saya khawatir lembaga pemasyarakatan enggak cukup lagi, kantor polisi kebanjiran laporan," lanjut dia.
Menurut dia cara efektif menurutnya adalah dengan menangkis dan mengimbau kepada seluruh insan yang menjadi kontestan politik pada Pileg dan Pilpres 2019 berkampanye secara positif.
Oleh karena itu meminta kader partai di daerah gencar menangkis serangan udara yang diarahkan pada partai tersebut.
Editor : Hence Paat
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018