Gorontalo, (Antara News) - Sales Executive Retail Pertamina Gorontalo Imam Rizki Aprianto, Kamis, membantah adanya kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) di daerah tersebut dalam beberapa minggu terakhir.

Menurut dia yang perlu dilakukan agar tidak terjadi antrian panjang, adalah mengatur penjualan BBM dari SPBU ke konsumen.

"Kondisi BBM di Gorontalo kami pastikan tidak ada kelangkaan. BBM jenis premium, pertamax, pertalite, solar semuanya cukup dan masih? bisa bertahan 9-14 hari. Besok akan kami bahas kembali dengan gubernur mengenai solusinya," ungkapnya di Gorontalo.

Sebelumnya, Gubernur Gorontalo Rusli Habibie mengumpulkan jajaran Forkopimda, Organisasi Perangkat Daerah terkait dan Pertamina Gorontalo di rumah dinasnya, Rabu.

Berbagai pihak dimintai penjelasan dan pendapat terkait dengan masalah tersebut.

Gubernur menyimpulkan antrian panjang di SPBU bukan disebabkan stok BBM yang kurang namun karena ada permintaan besar dari para penjual BBM eceran.

"Antrian seperti ini pernah terjadi ketika saya baru dilantik gubernur tahun 2012. BBM nya cukup, tapi disalahgunakan oleh oknum tertentu," katanya.

Ia menjelaskan beberapa konsumen sengaja merekayasa tangki motor, bentor dan bahkan mobil untuk mengisi dalam jumlah banyak.

BBM khususnya premium bersubsidi selanjutnya dijual lagi dengan harga eceran, namun ebih mahal dari harga resmi di SPBU.

"Oknum ini mengisi kendaraannya berulang-ulang untuk disalin lagi dan dijual eceran. Itu yang membuat antrian semakin panjang," imbuhnya.

Terkait dengan aksi unjukrasa sopir mobil kontainer yang memprotes larangan mengisi BBM bersubsidi, Rusli mengaku menyerahkannya kepada Pertamina selaku regulator.

Pihaknya hanya memediasi masalah tersebut dan berharap ada solusi yang ditempuh seluruh pihak.

"Jadi solusi apa yang kita ambil akan kita bahas lagi besok dengan TNI-Polri. Termasuk larangan bagi kontainer mengisi BBM bersubsidi. Secara regulasi ada di Pertamina, kami hanya memediasi saja," tukasnya.

Pewarta: Debby H. Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018