Surabaya, (Antara News) - Aliansi Pemuda Muslim Indonesia Kota Surabaya mendesak seluruh calon presiden dan wakilnya yang berkontesitasi di Pemilihan Umum Presiden 2019 untuk lebih bijak dalam mengeluarkan pernyataan saat berkampannye.

"Tokoh-tokoh pendukungnya kami harap juga tidak mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang berpotensi membuat gaduh masyarakat," ujar koordinator lapangan Aliansi Pemuda Muslim Indonesia Kota Surabaya Muhammad Mahmud saat dikonfirmasi usai menggelar aksi di depan Gedung Negara Grahadi, Jalan Gubernur Suryo, Surabaya, Jawa Timur.
         
Dia mencontohkan ada statemen salah satu calon presiden yang belum lama lalu mendukung Kedutaan Besar Australia di Israel dipindah ke Yerussalem.

"Pernyataan itu sangat melukai masyarakat, khususnya umat Islam," ucapnya.

Mahmud menilai, pemindahan Kedutaan Besar Australia ke Yerussalem adalah bentuk dukungan terhadap penjajahan Israel di Palestina.

Melalui aksi yang digelar di depan Gedung Negara Grahadi Surabaya tadi siang, Aliansi Pemuda Muslim Indonesia Kota Surabaya mendesak calon presiden yang melontarkan pernyataan tersebut untuk segera minta maaf, khususnya kepada umat Islam.

"Kalau dalam waktu 2 x 24 jam tidak meminta maaf, kami akan mengumumkan penolakan terhadap calon presiden yang tidak pro dengan umat Islam di dunia," ucapnya.

Lebih lanjut Mahmud mengimbau agar pernyataan sepihak yang dapat melukai kelompok masyarakat seperti ini tidak terjadi lagi pada kampanye-kampanye berikutnya.

"Pasangan calon presiden dan wakilnya, maupun tokoh-tokoh pendukungnya harus lebih bijak dalam berkampanye," tuturnya.

Pemilihan Umum Presiden 2019 diikuti dua pasang calon, yang dijadwalkan berlangsung pada 17 April mendatang. Pasangan calon presiden nomor urut 1 adalah pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin, serta pasangan nomor urut 2 adalah Prabowo Subiakto-Sandiaga Uno.

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo/ Hanif Nashrullah

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018