Gorontalo,  (Antaranews Gorontalo) - Harga ayam pedaging yaang dijual di pasar tradisional Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, mencapai Rp80.000/ekor.

"Kondisi ini sudah berlangsung selama sepekan karena minimnya pasokan," ujar Ois, salah satu pedagang ayam pedaging di pasar tradisional di Kwandang, Minggu.

Ia mengaku, sebelumnya harga ayam pedaging dijual Rp70.000/ekor, namun kini naik Rp80.000/ekor untuk ukuran super.

Rata-rata ayam pedaging berukuran 1,8 kilo gram (kg)-2 kg per ekor.

Saat ini, ukuran lebih kecilnya dijual seharga Rp70.000/ekor.

Tingginya harga ayam pedaging di daerah itu sudah berlangsung sejak akhir November 2018 akibat minimnya pasokan dari para peternak.

Ois mengaku, memasok ayam pedaging dari peternak lokal namun kebanyakan dipasok dari pedagang dari luar Gorontalo Utara.

Stok yang minim kata ia, membuat pedagang banyak berebutan agar bisa mendapatkan pasokan.

Lisna (41) warga setempat mengaku, tingginya harga daging ayam cukup meresahkan.

Apalagi pedagang memberlakukan penjualan yang tidak memihak hak-hak konsumen.

Sebab harga per ekor itu, tidak dijual dalam keadaan utuh atau tidak termasuk jeroan ayam, seperti bagian hati dan ampela yang dijual terpisah.

Pedagang rata-rata menjual hati dan ampela ayam Rp5.000 per pasang.

"Ayam pedaging menjadi pilihan alternatif untuk konsumsi rumah tangga jika tidak mampu membeli daging sapi, namun harga ayam pedaging nyatanya belum bisa kembali ke harga normal Rp50.000-Rp60.000/ekor," ujarnya.

Ia berharap, pemerintah secepatnya menetralisir kondisi itu sebab dirasakan sangat memberatkan masyarakat selaku konsumen.

Pewarta: Susanti Sako

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019