Gorontalo,  (Antaranews Gorontalo) - Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Gorontalo, Jubair Pomalingo mengatakan jika setiap kepala sekolah di daerah itu harus memiliki sertifikat sebelum bisa menjabat.

"Saat ini kami telah melakukan pendidikan dan pelatihan 25 orang calon kepala sekolah di Kabupaten Gorontalo tingkat SD,dan SMP yang bekerjasama dengan Lembaga Penyelenggara Program Penyiapan Calon Kepala Sekolah (LP3CKS)," ujarnya, Senin.

Ia menjelaskan jika peningkatan mutu pendidikan nasional memasuki tahap baru, dan telah dimulai. Kualitas anak didik yang ditentukan tenaga pendidik atau guru juga ditentukan oleh kualitas kepala sekolah.

"Kepala sekolah merupakan tenaga kependidikan yang paling strategis untuk menggerakan garda terdepan dalam system pendidikan nasional. Berbagai upaya telah dilaksanakan agar kesenjangan kualitas dan kompetensi kepala sekolah antara daerah di Indonesia dapat dikurangi," jelasnya.

Ia mengatakan tujuan dilaksanakan panduan pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah itu disusun sebagai acuan bagi peserta dalam memahami upaya untuk menumbuh kembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan pada dimensi-dimensi kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi dan sosial melalui pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah.

"Sasaran pendidikan pelatihan calon kepala sekolah ini diperuntukan bagi keseluruhan peserta Kabupaten Gorontalo sebanyak 25 orang calon kepala sekolah," bebernya.

Sementara itu, Kepala Balitbang Kabupaten Gorontalo Manaf Dunggio mengatakan, sebagai garda terdepan dalam dunia pendidikan, guru harus meningkatkan kompetensi dalam menghadapi era pendidikan 4.0. Peserta didik yang dihadapi guru saat ini merupakan generasi milenial yang tidak asing lagi dengan dunia digital.

"Era pendidikan 4.0 merupakan tantangan yang sangat verat bagi guru, jika tidak mengubah cara mendidik dan belajar dan mengajar maka 30 tahun mendatang kita akan mengalami kesulitan besar.

Oleh karena itu, Manaf berharap, guru harus siap menghadapi era pendidikan 4.0 meskipun disibukkan oleh beban kurikulum dan administratif yang ada.

"Jika tidak, maka generasi muda kita akan terus tertinggal dan efeknya tidak mampu bersaing menghadapi impilikasi revolusi industri 4.0," tukasnya.

Pewarta: Adiwinata Solihin

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019