Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Polisi Lukman Wahyu Hariyanto mengatakan pihaknya akan terus mengejar sisa-sisa pelaku kasus terorisme oleh kelompok sipil bersenjata yang bersembunyi di hutan wilayah Kabupaten Poso dan Parigi Moutong melalui Operasi Tinombala.
"Sisa DPO kasus terorisme di Poso itu akan kami kejar terus," kata Kapolda kepada wartawan saat dimintai keterangannya terkait kontak senjata antara aparat keamanan dengan terduga kelompok DPO di Kabupaten Poso, Minggu (3/3) petang.
"Iya, yang saya dengar ada (baku tembak -red), kita dapat, yang saya dengar sudah ada dua, satu hidup satu meninggal dan satu senjata. Itu yang saya terima," ujar Kapolda.
Untuk korban yang meninggal, katanya, saat ini pihaknya sedang melakukan evakuasi untuk dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sulteng guna proses selanjutnya.
Kapolda juga memastikan kedua terduga yang meninggal dan tertangkap hidup oleh anggota Satgas Operasi Tinombala Poso itu merupakan DPO kasus terorisme yang juga anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT).
Terkait dengan peran terduga DPO yang berhasil ditangkap hidup dan meninggal itu, Kapolda mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan identifikasi bersama pihak terkait.
"Sisa DPO kami hitung sisanya nanti, untuk kelompok yang melarikan diri akan kami kejar terus," tegasnya.
Diberitakan sebelumnya anggota Satgas Operasi Tinombala Poso menembak mati salah seorang DPO kasus terorisme yang juga anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT) dan menangkap hidup seorang lainnya pascabaku tembak di Poso Pesisir, Minggu (3/3) petang.
Anggota MIT yang tewas diidentifikasi bernama Romsi alias Basyir, sedang yang ditangkap hidup bernama Aditya alias Idad alias Kuasa. Selain itu, aparat juga menemukan sepucuk senjata laras panjang jenis M-16.
Kontak tembak terjadi antara petugas Tinombala yang terdiri atas TNI dan Polri dengan DPO kasus terorisme yang berjumlah sekitar lima orang.
Peristiwa tersebut terjadi di wilayah perkebunan Padopi, Kecamatan Poso Pesisir Selatan, Kabupaten Poso, Minggu (3/3) sekitar pukul 17.15 Wita.
Sekitar pukul 09.30 Wita, Tim Satgas Tinombala yang dipimpin Mayor Inf. Aryudha menerima informasi dari masyarakat bahwa ada sekutar lima orang DPO MIT Poso beristirahat di pondok milik salah satu warga.
Tim Satgas pimpinan Aryudha kemudian berangkat menuju Desa Padopi untuk menangkap kelima orang DPO tersebut. Sekitar pukul 17.15 Wita terjadilah kontak tembak antara Satgas Tinombala dengan kelompok teroris tersebut.
Setelah kontak tembak itu petugas menemukan satu orang DPO MIT tewas dan satu lainnya masih hidup. Selain itu, petugas menyita satu pucuk senjata M-16.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019
"Sisa DPO kasus terorisme di Poso itu akan kami kejar terus," kata Kapolda kepada wartawan saat dimintai keterangannya terkait kontak senjata antara aparat keamanan dengan terduga kelompok DPO di Kabupaten Poso, Minggu (3/3) petang.
"Iya, yang saya dengar ada (baku tembak -red), kita dapat, yang saya dengar sudah ada dua, satu hidup satu meninggal dan satu senjata. Itu yang saya terima," ujar Kapolda.
Untuk korban yang meninggal, katanya, saat ini pihaknya sedang melakukan evakuasi untuk dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sulteng guna proses selanjutnya.
Kapolda juga memastikan kedua terduga yang meninggal dan tertangkap hidup oleh anggota Satgas Operasi Tinombala Poso itu merupakan DPO kasus terorisme yang juga anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT).
Terkait dengan peran terduga DPO yang berhasil ditangkap hidup dan meninggal itu, Kapolda mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan identifikasi bersama pihak terkait.
"Sisa DPO kami hitung sisanya nanti, untuk kelompok yang melarikan diri akan kami kejar terus," tegasnya.
Diberitakan sebelumnya anggota Satgas Operasi Tinombala Poso menembak mati salah seorang DPO kasus terorisme yang juga anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT) dan menangkap hidup seorang lainnya pascabaku tembak di Poso Pesisir, Minggu (3/3) petang.
Anggota MIT yang tewas diidentifikasi bernama Romsi alias Basyir, sedang yang ditangkap hidup bernama Aditya alias Idad alias Kuasa. Selain itu, aparat juga menemukan sepucuk senjata laras panjang jenis M-16.
Kontak tembak terjadi antara petugas Tinombala yang terdiri atas TNI dan Polri dengan DPO kasus terorisme yang berjumlah sekitar lima orang.
Peristiwa tersebut terjadi di wilayah perkebunan Padopi, Kecamatan Poso Pesisir Selatan, Kabupaten Poso, Minggu (3/3) sekitar pukul 17.15 Wita.
Sekitar pukul 09.30 Wita, Tim Satgas Tinombala yang dipimpin Mayor Inf. Aryudha menerima informasi dari masyarakat bahwa ada sekutar lima orang DPO MIT Poso beristirahat di pondok milik salah satu warga.
Tim Satgas pimpinan Aryudha kemudian berangkat menuju Desa Padopi untuk menangkap kelima orang DPO tersebut. Sekitar pukul 17.15 Wita terjadilah kontak tembak antara Satgas Tinombala dengan kelompok teroris tersebut.
Setelah kontak tembak itu petugas menemukan satu orang DPO MIT tewas dan satu lainnya masih hidup. Selain itu, petugas menyita satu pucuk senjata M-16.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019