Cuaca ekstrem di Provinsi Anhui, China, menewaskan dua orang dan melukai sepuluh lainnya, demikian dinyatakan Pemerintah Kota Ma'anshan, Kamis.
Badai es disertai hujan deras di kota berpenduduk 2,3 juta jiwa itu terjadi mulai Rabu (20/3) pukul 13.00 waktu setempat (12.00 WIB) dan merupakan yang terparah.
Sebanyak 140 ribu rumah tangga mengalami gangguan listrik akibat peralihan musim yang sangat parah tersebut.
Pemerintah setempat menjanjikan aliran listrik akan kembali pulih sebelum Kamis malam ini, demikian laporan media resmi setempat.
Bencana tersebut diperkirakan mengakibatkan kerugian materi senilai 45,5 juta RMB atau sekitar Rp96,1 miliar, termasuk kerusakan lahan pertanian.
Sementara itu, sejak Rabu (20/3) malam hingga Kamis, Kota Beijing dilanda angin kencang. Data badan metereologi setempat menyebutkan bahwa dalam dua hari terakhir kecepatan angin rata-rata 30 kilometer per jam.
Sampai saat ini belum ada laporan mengenai korban jiwa atau kerugian materi yang disebabkan oleh angin kencang.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019
Badai es disertai hujan deras di kota berpenduduk 2,3 juta jiwa itu terjadi mulai Rabu (20/3) pukul 13.00 waktu setempat (12.00 WIB) dan merupakan yang terparah.
Sebanyak 140 ribu rumah tangga mengalami gangguan listrik akibat peralihan musim yang sangat parah tersebut.
Pemerintah setempat menjanjikan aliran listrik akan kembali pulih sebelum Kamis malam ini, demikian laporan media resmi setempat.
Bencana tersebut diperkirakan mengakibatkan kerugian materi senilai 45,5 juta RMB atau sekitar Rp96,1 miliar, termasuk kerusakan lahan pertanian.
Sementara itu, sejak Rabu (20/3) malam hingga Kamis, Kota Beijing dilanda angin kencang. Data badan metereologi setempat menyebutkan bahwa dalam dua hari terakhir kecepatan angin rata-rata 30 kilometer per jam.
Sampai saat ini belum ada laporan mengenai korban jiwa atau kerugian materi yang disebabkan oleh angin kencang.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019