Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman RI, Luhut Binsar Panjaitan, Predisen Joko Widodo atau Jokowi gencar membangun infrastruktur di Indonesia selama menjabat sebagai kepala negara di Indonesia dan dirinya menilai pembangunan infrastruktur tersebut telah berdampak bagi perekonomian negara ini.
"Bahwa infrastruktur yang gencar dibangun pada saat pemerintahan Pak Presiden Jokowi ini telah berdampak besar bagi perkembangan perekonomian Indonesia. Tanpa pembangunan infrastruktur, katanya, ekonomi Indonesia akan goyah," kata Menteri Luhut saat menjadi pembicara pada Diskusi Nasional Ikatan Alumni Prodi Ilmu Hubungan Internasional Unpar di Gedung Merdeka Bandung, Jumat.
Menteri Luhut mengatakan pembangunan infrastruktur besar-besaran di era Jokowi ini menumbuhkan lapangan pekerjaan sampai 55 juta orang.
"Dan itu paling banyak dirasakan oleh saudara kita yang ada di Sumatera, Jawa, dan kawasan timur Indonesia," kata dia.
Luhut mengatakan saat ini perekonomian Indonesia sedang dalam kondisi prima dan hal ini dinilai harus menjadi rujukan para calon pemilih dalam menentukan pilihannya pada Pilpres 2019.
Dia juga meminta masyarakat langsung bertanya kepada para pakar ekonomi atau pihak perbankan untuk memastikan kebenaran pernyataannya mengenai ekonomi Indonesia yang sedang tumbuh baik dan diprediksi akan lebih baik lagi di masa depan.
"Jadi saat ini semua membuat prediksi, ekonomi Indonesia bagus. Sehingga kalau ada orang kita yang cerita hutang kita berlebihan segala macem itu sangat tidak benar," kata dia.
"Sebagai contohnya Morowali, itu dia kan bisa punya income per kapita pada 2022, antara 30 ribu sampai 35 ribu dolar Amerika dan jumlah tersebut lebih tinggi dari rata-rata nasional karena apa, sekarang lapangan kerja di sana sangat bagus," lanjut dia.
Selain itu, ia juga meminta kepada masyarakat yang terdaftar sebagai pemilih di Pemilu 2019 agar memegang peranan penting dalam menentukan nasib bangsa ke depan, melalui suara yang diberikannya pada Pilpres 2019.
"Itu tergantung, kalau kalian hatinya tidak bagus, berpikir busuk saja seperti yang banyak sekarang ditularkan oleh intelektual kita, itu tidak akan bisa tercapai," katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan boleh saja berbagai pihak melontarkan kritik kepada pemerintah, katanya, asalkan kritik yang membangun.
Akan tetapi, kata dia, jangan sampai hanya berupa kritik yang menjatuhkan.
"Sehingga jika mau Indonesia ini bagus, kita harus kompak, bahwa kita boleh kritik, yaitu yang konstruktif untuk membangun, jangan kritik-kritik kampungan," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019
"Bahwa infrastruktur yang gencar dibangun pada saat pemerintahan Pak Presiden Jokowi ini telah berdampak besar bagi perkembangan perekonomian Indonesia. Tanpa pembangunan infrastruktur, katanya, ekonomi Indonesia akan goyah," kata Menteri Luhut saat menjadi pembicara pada Diskusi Nasional Ikatan Alumni Prodi Ilmu Hubungan Internasional Unpar di Gedung Merdeka Bandung, Jumat.
Menteri Luhut mengatakan pembangunan infrastruktur besar-besaran di era Jokowi ini menumbuhkan lapangan pekerjaan sampai 55 juta orang.
"Dan itu paling banyak dirasakan oleh saudara kita yang ada di Sumatera, Jawa, dan kawasan timur Indonesia," kata dia.
Luhut mengatakan saat ini perekonomian Indonesia sedang dalam kondisi prima dan hal ini dinilai harus menjadi rujukan para calon pemilih dalam menentukan pilihannya pada Pilpres 2019.
Dia juga meminta masyarakat langsung bertanya kepada para pakar ekonomi atau pihak perbankan untuk memastikan kebenaran pernyataannya mengenai ekonomi Indonesia yang sedang tumbuh baik dan diprediksi akan lebih baik lagi di masa depan.
"Jadi saat ini semua membuat prediksi, ekonomi Indonesia bagus. Sehingga kalau ada orang kita yang cerita hutang kita berlebihan segala macem itu sangat tidak benar," kata dia.
"Sebagai contohnya Morowali, itu dia kan bisa punya income per kapita pada 2022, antara 30 ribu sampai 35 ribu dolar Amerika dan jumlah tersebut lebih tinggi dari rata-rata nasional karena apa, sekarang lapangan kerja di sana sangat bagus," lanjut dia.
Selain itu, ia juga meminta kepada masyarakat yang terdaftar sebagai pemilih di Pemilu 2019 agar memegang peranan penting dalam menentukan nasib bangsa ke depan, melalui suara yang diberikannya pada Pilpres 2019.
"Itu tergantung, kalau kalian hatinya tidak bagus, berpikir busuk saja seperti yang banyak sekarang ditularkan oleh intelektual kita, itu tidak akan bisa tercapai," katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan boleh saja berbagai pihak melontarkan kritik kepada pemerintah, katanya, asalkan kritik yang membangun.
Akan tetapi, kata dia, jangan sampai hanya berupa kritik yang menjatuhkan.
"Sehingga jika mau Indonesia ini bagus, kita harus kompak, bahwa kita boleh kritik, yaitu yang konstruktif untuk membangun, jangan kritik-kritik kampungan," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019