Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan pembangunan kembali Sulawesi Tengah setelah bencana yang terjadi di Kota Palu, Kabupaten Sigi, Kabupaten Donggala dan Kabupaten Parigi Moutong memerlukan anggaran Rp36 triliun.
"Total kerugian dan kerusakan akibat bencana gempa bumi, tsunami dan likuifaksi mencapai Rp23,14 triliun," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho melalui siaran pers yang diterima di Semarang, Jumat.
Sutopo mengatakan kerugian yang terjadi bukan hanya dipicu oleh kekuatan gempa, melainkan juga fenomena tsunami dan likuifaksi dengan skala dampak yang sangat besar.
Pembangunan kembali atau rehabilitasi dan rekonstruksi di Sulawesi Tengah menyasar berbagai sektor, yaitu perumahan, infrastruktur, sosial, ekonomi dan lintas sektor.
"Pada 2019, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah mengajukan usulan Rp3,5 triliun untuk pemulihan tahap kelima," jelas Sutopo.
Instruksi Presiden Nomor 10 Tahun 2018 tentang Percepatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Sulawesi Tengah menargetkan masa pemulihan hingga 31 Desember 2020.
Namun, pelaksanaan tahapan pemulihan menghadapi sejumlah kendala seperti sebagian masyarakat yang belum bersedia menempati hunian sementara karena lokasinya terlalu jauh dari tempat tinggal semula, keterbatasan pasokan listrik dan air bersih, dan kendala status tanah pada rencana pembangunan hunian tetap (huntap) di lahan relokasi.
Berdasarkan data Pemerintah Provinsi Sulteng hingga 30 Januari 2019, jumlah korban meninggal dan hilang mencapai 4.402 jiwa. Sebanyak 2.685 jiwa meninggal dunia, 701 jiwa hilang, dan 1.016 korban dikubur massal.
Total kerusakan rumah rumah dengan kategori rusak ringan, sedang, berat dan hilang mencapai 100.405 unit.
Hingga saat ini, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah masih berada pada fase transisi darurat ke pemulihan yang akan berakhir pada 24 April 2019.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019
"Total kerugian dan kerusakan akibat bencana gempa bumi, tsunami dan likuifaksi mencapai Rp23,14 triliun," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho melalui siaran pers yang diterima di Semarang, Jumat.
Sutopo mengatakan kerugian yang terjadi bukan hanya dipicu oleh kekuatan gempa, melainkan juga fenomena tsunami dan likuifaksi dengan skala dampak yang sangat besar.
Pembangunan kembali atau rehabilitasi dan rekonstruksi di Sulawesi Tengah menyasar berbagai sektor, yaitu perumahan, infrastruktur, sosial, ekonomi dan lintas sektor.
"Pada 2019, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah mengajukan usulan Rp3,5 triliun untuk pemulihan tahap kelima," jelas Sutopo.
Instruksi Presiden Nomor 10 Tahun 2018 tentang Percepatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Sulawesi Tengah menargetkan masa pemulihan hingga 31 Desember 2020.
Namun, pelaksanaan tahapan pemulihan menghadapi sejumlah kendala seperti sebagian masyarakat yang belum bersedia menempati hunian sementara karena lokasinya terlalu jauh dari tempat tinggal semula, keterbatasan pasokan listrik dan air bersih, dan kendala status tanah pada rencana pembangunan hunian tetap (huntap) di lahan relokasi.
Berdasarkan data Pemerintah Provinsi Sulteng hingga 30 Januari 2019, jumlah korban meninggal dan hilang mencapai 4.402 jiwa. Sebanyak 2.685 jiwa meninggal dunia, 701 jiwa hilang, dan 1.016 korban dikubur massal.
Total kerusakan rumah rumah dengan kategori rusak ringan, sedang, berat dan hilang mencapai 100.405 unit.
Hingga saat ini, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah masih berada pada fase transisi darurat ke pemulihan yang akan berakhir pada 24 April 2019.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019