Gedung Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI, Jakarta Pusat, yang dikabarkan terbakar dalam kerusuhan Rabu (22/5) malam, terpantau aman pada Kamis pagi.
"Gak gak ada yang kebakaran aman-aman saja tidak ada kebakaran," kata salah satu petugas keamanan Gedung Bawaslu, Irfan yang ditemui di lokasi.
Kendati demikian, Irfan mengaku memang ada pelemparan bom molotov sebanyak tiga kali, namun tidak membakar sedikitpun gedung.
"Ada tiga kali, itu juga bahan bakarnya dari motor yang diparkir di pinggir jalan. Tapi hanya sebentar, bensin habis sudah selesai gak kebakar," kata Irfan.
Kendati demikian, dari pantauan, tembok bagian belakang bawah gedung pengawas pemilu tersebut tampak berlubang dan kacanya pecah.
Menurut keterangan Irfan, berlubangnya tembok dan pecahnya kaca gedung tersebut karena massa yang sempat rusuh pada Rabu (22/5) malam itu, melakukan pelemparan dan serangan petasan dan mengenai bagian belakang Gedung Bawaslu.
Diketahui, bentrokan antara Kepolisian dengan massa aksi terjadi sudah sejak Rabu (22/5) pukul 20.15 WIB. Bentrokan terjadi setelah pihak Kepolisian berupaya membubarkan massa aksi yang masih bertahan di depan gedung Bawaslu.
Pada Kamis pagi, kondisi di sekitar Bawaslu sudah cukup kondusif. Petugas PPSU dan Dinas Kebersihan DKI juga sudah mulai membersihkan puing-puing sisa kerusuhan.
Dalam kerusuhan Rabu malam hingga Kamis dini hari tersebut, warung sate dan pos polisi Jalan Agus Salim (Sabang) samping rumah makan Garuda terbakar. Pos polisi yang terletak di tengah persimpangan Sarinah dan dua motor wartawan juga menjadi objek pembakaran massa.
Polisi mengamankan sekitar delapan belas orang yang diduga anggota massa aksi dengan beberapa orang di antaranya dalam keadaan luka berat yang dimasukan ke mobil tahanan dan mobil medis untuk kemudian diarahkan ke Mapolda Metro Jaya.
Dari informasi yang beredar, satu orang pewarta dari Tagar.id juga ikut diamankan karena dianggap melakukan hal yang berlebihan saat polisi mengamankan
massa.
Hingga saat ini belum ada konfirmasi baik dari media yang bersangkutan ataupun pihak Kepolisian mengenai kabar tersebut.
Sebelumnya, Polda Metro Jaya merilis sudah ada 257 pelaku aksi Bawaslu pada 22 Mei 2019 yang berakhir ricuh, diamankan oleh petugas Kepolisian.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019
"Gak gak ada yang kebakaran aman-aman saja tidak ada kebakaran," kata salah satu petugas keamanan Gedung Bawaslu, Irfan yang ditemui di lokasi.
Kendati demikian, Irfan mengaku memang ada pelemparan bom molotov sebanyak tiga kali, namun tidak membakar sedikitpun gedung.
"Ada tiga kali, itu juga bahan bakarnya dari motor yang diparkir di pinggir jalan. Tapi hanya sebentar, bensin habis sudah selesai gak kebakar," kata Irfan.
Kendati demikian, dari pantauan, tembok bagian belakang bawah gedung pengawas pemilu tersebut tampak berlubang dan kacanya pecah.
Menurut keterangan Irfan, berlubangnya tembok dan pecahnya kaca gedung tersebut karena massa yang sempat rusuh pada Rabu (22/5) malam itu, melakukan pelemparan dan serangan petasan dan mengenai bagian belakang Gedung Bawaslu.
Diketahui, bentrokan antara Kepolisian dengan massa aksi terjadi sudah sejak Rabu (22/5) pukul 20.15 WIB. Bentrokan terjadi setelah pihak Kepolisian berupaya membubarkan massa aksi yang masih bertahan di depan gedung Bawaslu.
Pada Kamis pagi, kondisi di sekitar Bawaslu sudah cukup kondusif. Petugas PPSU dan Dinas Kebersihan DKI juga sudah mulai membersihkan puing-puing sisa kerusuhan.
Dalam kerusuhan Rabu malam hingga Kamis dini hari tersebut, warung sate dan pos polisi Jalan Agus Salim (Sabang) samping rumah makan Garuda terbakar. Pos polisi yang terletak di tengah persimpangan Sarinah dan dua motor wartawan juga menjadi objek pembakaran massa.
Polisi mengamankan sekitar delapan belas orang yang diduga anggota massa aksi dengan beberapa orang di antaranya dalam keadaan luka berat yang dimasukan ke mobil tahanan dan mobil medis untuk kemudian diarahkan ke Mapolda Metro Jaya.
Dari informasi yang beredar, satu orang pewarta dari Tagar.id juga ikut diamankan karena dianggap melakukan hal yang berlebihan saat polisi mengamankan
massa.
Hingga saat ini belum ada konfirmasi baik dari media yang bersangkutan ataupun pihak Kepolisian mengenai kabar tersebut.
Sebelumnya, Polda Metro Jaya merilis sudah ada 257 pelaku aksi Bawaslu pada 22 Mei 2019 yang berakhir ricuh, diamankan oleh petugas Kepolisian.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019