Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Utara dan Gorontalo (Sulut-Go) terus meningkatkan kualitas kredit karena mempengaruhi kinerja perbankan secara keseluruhan.

Direktur Utama Bank Sulut-Go Jeffry Dendeng mengatakan salah satu kendala yang dihadapi adalah  kualitas kredit yang menurun karena pada kuartal I/2019 rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) sempat mencapai sekitar 4 persen.

"Hal itu disebabkan oleh berpindahnya Rekening Kas Umum Daerah salah satu pemerintah kabupaten di Sulawesi Utara ke bank lain," kata Jeffry di Manado, Jumat.

Dia mengatakan hal tersebut berimbas terhadap kualitas aset, seiring dengan berpindahnya payroll nasabah kredit perseroan.

Kredit yang tidak tertagih tersebut terus menurun kolektabilitasnya hingga masuk kategori NPL.

Dengan demikian, katanya, perseroan perlu membentuk Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) yang cukup besar.

Total pembentukan CKPN memakan sekitar Rp110 miliar dari pos laba/rugi perseroan. Akibatnya, laba bank Sulut-Go menurun tajam pada 3 bulan pertama tahun ini. Regulator menilai, perseroan perlu mengubah RBB untuk menyesuaikan dengan kondisi tersebut.

Kendati demikian, dia mengatakan bahwa sepanjang Mei persoalan aset mulai membaik. Pemerintah daerah yang bersangkutan memutuskan untuk kembali menggunakan layanan Bank Sulut-Go untuk payroll ASN, sehingga perseroan dapat melakukan penagihan secara otomatis.

“Jadi karena NPL tinggi, dulu kan biasanya di bawah 1 persen, tapi kemarin sudah di sekitar 4,4 persen, ini kan harus kami upayakan supaya turun. Tetapi per Mei pertengahan, sudah sekitar 3,5 persen, mudah-mudahan ke depan akan terus membaik,” jelasnya.

Di luar persoalan laba, katanya, Bank Sulut-Go berhasil mencetak kinerja yang cukup positif pada pertumbuhan kinerja intermediasi. Total penyaluran kredit dan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) berhasil melampaui target perseroan.

“Pertumbuhan kredit itu bagus sebenarnya, DPK juga sudah melampaui target, jadi secara perbankan, aset kami tumbuh besar, di atas target semuanya. Aset di atas target, kredit di atas target, cuma masalahnya di laba karena ada biaya CKPN, setelah ini tentunya akan mulai membaik,” jelasnya.

Direktur Pemasaran Bank Sulut-Go Machmud Turuis mengatakan bahwa perseroan sudah membicarakan detil rencana perubahan RBB tersebut.

Dia menuturkan, salah satu perubahan utama dalam revisi RBB tersebut adalah target laba.

Dia mengharapkan, perseroan dapat terus memperbaiki kinerja hingga akhir tahun ini untuk meningkatkan kepercayaan nasabah, khususnya pemerintah daerah yang ada di Sulawesi Utara dan Gorontalo.

Pewarta: Nancy Lynda Tigauw

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019