Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan asumsi dasar makro ekonomi untuk semester II 2019 berdasarkan kajian perekonomian hingga pertengahan tahun ini, di antaranya untuk pergerakan kurs rupiah yang diproyeksikan di kisaran Rp14.303 per dolar, atau lebih kuat dibanding asumsi sebelumnya di APBN 2019 yang sebesar Rp15.000 per dolar AS.

Dalam rapat Badan Anaggaran DPR di Jakarta, Selasa, Menkeu mengatakan tekanan perlambatan perekonomian global masih akan membayangi pada semester II 2019. Dampak perlambatan perekonomian global akan mendera hampir seluruh negara di dunia.

Dengan proyeksi kurs pada paruh kedua 2019 yang sebesar Rp14.303 per dolar AS, maka untuk perkiraan (outlook) keseluruhan 2019 sebesar Rp14.250 per dolar AS.

"Sementara hingga semester I 2019, asumsi dasar kurs rupiah masih bergerak di Rp14.197 per dolar AS," ujar dia.

Dalam rapat Banggar yang masih berlangsung saat berita ini ditulis, Menkeu menyampaikan asumsi makro ekonomi yang disusun di pertengahan tahun ini untuk semester II 2019, yakni :

  1. Pertumbuhan ekonomi 5,2 persen
  2. Inflasi 3,1 persen
  3. Kurs rupiah Rp14.303 per dolar AS
  4. Suku Bunga Perbendaharaan Negara tenor Tiga Bulan 5,6 persen
  5. Harga Minyak Mengah Indonesia 63 dolar AS per barel
  6. Produksi Minyak (Lifting) 753 ribu barel per hari
  7. Produksi Gas 1.090 ribu barel setara minyak per hari

Sedangkan untuk semester I 2019, pergerakan asumsi makro ekonomi berdasarkan perhitungan sementara adalah

  1. Pertumbuhan ekonomi 5,1 persen
  2. Inflasi 3,3 persen
  3. Kurs rupiah Rp14.197 per dolar AS
  4. Suku Bunga Perbendaharaan Negara tenor tiga bulan 5,8 persen
  5. Harga Minyak Mentah Indonesia 63 dolar AS per barel
  6. Produksi (Lifting) Minyak 755 ribu barel per hari
  7. Produksi Gas 1.054 ribu barel setara minyak per hari

 

Pewarta: Indra Arief Pribadi

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019