Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Marcus Fernaldi Gideon masih menjadi pasangan ganda putra teratas di Indonesia dan juga dunia usai membuktikan dirinya sebagai yang terbaik di turnamen bulu tangkis Blibli Indonesia Open 2019.

Peringkat satu dunia itu menunjukkan kecepatan dan kekuatannya ketika menghadapi rekan satu negara Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, juara Indonesia Open 2013, di partai All Indonesian Final di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu.

Hanya butuh 28 menit bagi Kevin/Marcus untuk mempertahankan gelarnya dengan menang dua gim 21-19, 21-16.



"Kami sama-sama latihan bareng, terus saling tahu kelebihan dan kekurangan masing-masing. Hendra juga salah satu pemain depan yang sangat baik, saya berusaha keluarkan kemampuan terbaik saya saja," kata Kevin usai laga.

kedua pasangan saling kejar poin lewat bola-bola tanggung yang dengan mudah mereka sambar di depan net.

Hingga interval pertama di enam menit pertama, Ahsan/Hendra unggul 11-10 dengan pertandingan yang minim dengan reli-reli panjang.

Kejar mengejar angka terjadi hingga skor 17 sama ketika kedua pasangan bermain cepat menyambar bola-bola datar di depan net.

The Daddies melakukan kesalahan dan bola keluar hingga kehilangan dua poin terakhir gim pertama.

"Di gim pertama kami banyak mendapat bola yang beruntung... gim pertama susah bagi kami untuk menebak-nebak bola mereka, kondisi anginnya juga sulit," kata Marcus.

Ahsan/Hendra sedikit terburu-buru dalam pengembalian bola di awal gim kedua yang menyebabkan mereka kehilangan angka, namun mampu mengejar untuk menyamakan kedudukan 6 sama lewat smash keras Hendra.

Sulit menilai siapa yang lebih unggul di antara pasangan ganda putra terbaik Indonesia itu. Kevin memiliki gerakan cepat di depan net sedangkan Hendra masih memiliki smash yang kuat walaupun menjadi pemain senior.

Minions kali ini unggul lebih dulu 11-10 di interval kedua.

Beberapa kali kesalahan Ahsan/Hendra menjadi momentum Kevin/Marcus untuk semakin tak terkejar dan menutup gim dengan keunggulan lima angka.

"Pertama mungkin kami tetap ucap syukur (sampai final). Di pertandingan tadi mereka lebih cepat dan berada di atas kami. Kami kalah dengan kecepatan mereka. Kami ucapkan selamat buat Kevin dan Marcus," kata Ahsan.

Ahsan/Hendra sebelumnya juga bertemu dengan rekan mereka di pelatnas itu ketika di final turnamen Indonesia Masters 2019 di Istora GBK awal tahun ini di mana mereka kalah telak 17-21 11-21.

Ini menjadi kekalahan ketujuh dan keenam secara beruntun bagi peringkat empat dunia itu dari sembilan kali pertemuannya dengan Kevin/Marcus.

"Mereka memang lebih bagus dari kami, dan kami kalah cepat, power mereka lebih kencang jadi memang tidak mudah juga," kata Hendra, yang merupakan juara Olimpiade 2018 ketika berpasangan dengan Markis Kido.

Hendra, yang kini berusia 34 tahun, dan Ahsan (31) juga tak menyangka bisa masuk ke final lagi di umurnya yang sekarang.

Bahkan keduanya masih bersemangat untuk lolos ke Olimpiade 2020 di Tokyo nanti bersama junior-juniornya di pelatnas.

Hendra mengungkapkan bahwa sektor ganda putra Indonesia sedang bagus karena diperkuat peringkat satu dunia, beserta unggulan lainnya seperti Fajar Alfian dan Mohammad Rian Ardianto.

"Semoga ke depannya tetap stabil hingga bisa menyumbang (medali) dari Olimpiade," kata Hendra.

Sementara itu, Kevin/Marcus masih memiliki waktu kurang lebih satu tahun untuk mempersiapkan diri mereka menuju Olimpiade pertama mereka.

Tak ada persiapan khusus, melainkan terus latihan, kata Marcus.

"Kami peringkat satu dunia, pasti semua orang ingin mengalahkan kami," demikian Marcus.



 

Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019