Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan terus memantau kesehatan jemaah haji Indonesia pascakepulangan dari tanah suci untuk mencegah penularan penyakit MERS-CoV atau virus corona dan penyakit lainnya yang berasal dari Timur Tengah.
Dalam siaran pers Kementerian Kesehatan yang diterima di Jakarta, Selasa, Menteri Kesehatan Nila Moeloek berpesan pada para jemaah haji untuk menyimpan Kartu Kewaspadaan Kesehatan Jemaah Haji (K3JH) yang dibagikan petugas kepada jemaah haji setelah turun pesawat.
Jemaah haji diimbau untuk mengecek kesehatan secara rutin ke Puskesmas untuk mencegah terjadinya penularan penyakit dari Timur Tengah. Selama tiga minggu kartu itu dipegang. Dan jika ada yang sakit, bawa ke Puskemas dan rumah sakit. Kartunya diperlihatkan, kata Nila.
K3JH merupakan kartu yang diisi oleh jemaah haji untuk merekam atau mencatat gejala-gejala penyakit yang mungkin timbul selama 21 hari setelah pulang menunaikan ibadah haji.
Gejala itu diantaranya sakit demam, batuk, sesak napas, diare, perdarahan dan kaku kuduk. Bila setelah 21 hari di tanah air, maka K3JH ini diserahkan atau dikirimkan ke Puskesmas setempat.
Setelah turun dari pesawat, jemaah haji melewati pemeriksaan kekarantinaan kesehatan. Satu per satu jemaah haji diamati suhu tubuhnya dengan alat pemindai suhu tubuh untuk melakukan skrining terhadap kemungkinan penyebaran penyakit yang dapat menimbulkan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat (KKM) seperti meningitis, MERS-COV, dan ebola virus.
Kementerian Kesehatan, tambah Menkes tetap mengawasi kesehatan jemaah haji untuk mencegah terjadinya penularan penyakit seperti MERS-CoV. Saat ini, Kemenkes menyiapkan dua alat thermal scanner untuk mendeteksi suhu tubuh jemaah yang mendarat melalui Bandara Soekarno Hatta.
Jika ada jemaah haji yang terdeteksi suhu tinggi atau demam akan dilakukan isolasi dan observasi. Sampai saat ini belum ditemukan jemaah haji yang terdeteksi memiliki suhu tubuh yang tinggi.
Menkes juga menyampaikan hingga hari ke-44 operasional pelaksanaan layanan haji, atau pada Senin (19/8), jumlah jemaah haji yang wafat sebanyak 243 orang. Sementara jemaah yang masih dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah sebanyak 174 jemaah dari 1.564 jemaah yang dirawat di KKHI Makkah.
Sementara di KKHI Madinah sebanyak 416 orang yang dirawat sudah kembali atau sembuh. Selain di KKHI, Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS) Madinah masih merawat sebanyak 3 orang dan 219 orang di rawat di RSAS Makkah. Kementerian Kesehatan tetap akan mendampingi jemaah haji yang masih dirawat di Arab Saudi.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019
Dalam siaran pers Kementerian Kesehatan yang diterima di Jakarta, Selasa, Menteri Kesehatan Nila Moeloek berpesan pada para jemaah haji untuk menyimpan Kartu Kewaspadaan Kesehatan Jemaah Haji (K3JH) yang dibagikan petugas kepada jemaah haji setelah turun pesawat.
Jemaah haji diimbau untuk mengecek kesehatan secara rutin ke Puskesmas untuk mencegah terjadinya penularan penyakit dari Timur Tengah. Selama tiga minggu kartu itu dipegang. Dan jika ada yang sakit, bawa ke Puskemas dan rumah sakit. Kartunya diperlihatkan, kata Nila.
K3JH merupakan kartu yang diisi oleh jemaah haji untuk merekam atau mencatat gejala-gejala penyakit yang mungkin timbul selama 21 hari setelah pulang menunaikan ibadah haji.
Gejala itu diantaranya sakit demam, batuk, sesak napas, diare, perdarahan dan kaku kuduk. Bila setelah 21 hari di tanah air, maka K3JH ini diserahkan atau dikirimkan ke Puskesmas setempat.
Setelah turun dari pesawat, jemaah haji melewati pemeriksaan kekarantinaan kesehatan. Satu per satu jemaah haji diamati suhu tubuhnya dengan alat pemindai suhu tubuh untuk melakukan skrining terhadap kemungkinan penyebaran penyakit yang dapat menimbulkan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat (KKM) seperti meningitis, MERS-COV, dan ebola virus.
Kementerian Kesehatan, tambah Menkes tetap mengawasi kesehatan jemaah haji untuk mencegah terjadinya penularan penyakit seperti MERS-CoV. Saat ini, Kemenkes menyiapkan dua alat thermal scanner untuk mendeteksi suhu tubuh jemaah yang mendarat melalui Bandara Soekarno Hatta.
Jika ada jemaah haji yang terdeteksi suhu tinggi atau demam akan dilakukan isolasi dan observasi. Sampai saat ini belum ditemukan jemaah haji yang terdeteksi memiliki suhu tubuh yang tinggi.
Menkes juga menyampaikan hingga hari ke-44 operasional pelaksanaan layanan haji, atau pada Senin (19/8), jumlah jemaah haji yang wafat sebanyak 243 orang. Sementara jemaah yang masih dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah sebanyak 174 jemaah dari 1.564 jemaah yang dirawat di KKHI Makkah.
Sementara di KKHI Madinah sebanyak 416 orang yang dirawat sudah kembali atau sembuh. Selain di KKHI, Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS) Madinah masih merawat sebanyak 3 orang dan 219 orang di rawat di RSAS Makkah. Kementerian Kesehatan tetap akan mendampingi jemaah haji yang masih dirawat di Arab Saudi.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019