Presiden ke-3 RI BJ Habibie pernah menyatakan dirinya tidak kredibel ketika tidak dipercaya oleh MPR, kata Wakil Bupati (Wabup) Gorontalo Utara, Thariq Modanggu.
"Saya pemimpin yang predictable, sebab saya memiliki visi dan pemikiran yang terukur tetapi saya tidak credible. Saya tidak dipercaya karena saya orang Soeharto, maka saya tidak diberi kepercayaan oleh MPR," ucap Thariq di Gorontalo, Kamis, menirukan kata-kata Habibie saat bertemu sekitar tahun 2006 silam.
Pada Sidang Umum MPR 1999, Habibie memutuskan tidak lagi mencalonkan diri sebagai Presiden setelah laporan pertanggungjawabannya ditolak oleh MPR.
Thariq mengaku, sangat mengingat jelas wejangan Presiden beretnis Gorontalo-Jawa itu kepadanya saat berada di kediaman Presiden RI ke-3 itu.
"Kemajuan yang luar biasa hanya bisa diraih apabila pemimpin itu predictable dan credible, dua kata kunci menjadi pemimpin hebat ini begitu meresap di syaraf nalar saya hingga saat ini," ungkap Thariq.
Setiap pemimpin, menurut Habibie, mestinya mempunyai visi yang terukur (predictable) dan pribadi yang bisa dipercaya karena integritas dan konsistensinya (credible).
Meskipun Habibie merasa tidak kredibel, Thariq mengatakan, tetap merasa Habibie sungguh merupakan seorang yang kapabel atau disebut juga predictable dan bisa diandalkan atau credible,
Profesor Habibie, dalam ingatan Thariq, tuturnya, adalah pribadi yang memberi contoh melalui dirinya sendiri.
Meski sadar tidak bisa mendekati kehebatan dan ketokohan BJ Habibie, Thariq mengaku, dalam tiga Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Gorontalo Utara, dirinya tetap konsisten mengusung visi CERIA (Cerdas, Empatik, Ramah, Inovatif, Amanah) sebagai visi pembangunan sumber daya manusia.
"CERIA dalam pemikiran dan keyakinan saya adalah gagasan yang predictable. Lalu bagaimana soal credible? Saya tidak tahu persis, tetapi faktanya memang saya dua kali gagal menjadi Bupati Gorontalo Utara (2008 dan 2013)," ungkap Thariq.
Kini, Presiden ke-3 Indonesia yang juga cendekiawan muslim yang hebat dan teknokrat ulung itu telah berpulang.
"Sepertinya mustahil atau setidaknya butuh ratusan tahun lagi bangsa ini melahirkan tokoh sekelas Prof. Dr. Ing. Habibie yang karya-karya dan pemikirannya jadi teladan, semoga senantiasa menjadi inspirasi dan spirit bagi kita semua dan anak cucu kita kelak," katanya.
Ia mengatakan, Habibie juga punya andil besar pada pembentukan Kabupaten Gorontalo Utara.
"Atas nama Pemerintah Daerah dan rakyat Gorontalo Utara, kami berdoa agar beliau mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya," ungkap Thariq.*
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019
"Saya pemimpin yang predictable, sebab saya memiliki visi dan pemikiran yang terukur tetapi saya tidak credible. Saya tidak dipercaya karena saya orang Soeharto, maka saya tidak diberi kepercayaan oleh MPR," ucap Thariq di Gorontalo, Kamis, menirukan kata-kata Habibie saat bertemu sekitar tahun 2006 silam.
Pada Sidang Umum MPR 1999, Habibie memutuskan tidak lagi mencalonkan diri sebagai Presiden setelah laporan pertanggungjawabannya ditolak oleh MPR.
Thariq mengaku, sangat mengingat jelas wejangan Presiden beretnis Gorontalo-Jawa itu kepadanya saat berada di kediaman Presiden RI ke-3 itu.
"Kemajuan yang luar biasa hanya bisa diraih apabila pemimpin itu predictable dan credible, dua kata kunci menjadi pemimpin hebat ini begitu meresap di syaraf nalar saya hingga saat ini," ungkap Thariq.
Setiap pemimpin, menurut Habibie, mestinya mempunyai visi yang terukur (predictable) dan pribadi yang bisa dipercaya karena integritas dan konsistensinya (credible).
Meskipun Habibie merasa tidak kredibel, Thariq mengatakan, tetap merasa Habibie sungguh merupakan seorang yang kapabel atau disebut juga predictable dan bisa diandalkan atau credible,
Profesor Habibie, dalam ingatan Thariq, tuturnya, adalah pribadi yang memberi contoh melalui dirinya sendiri.
Meski sadar tidak bisa mendekati kehebatan dan ketokohan BJ Habibie, Thariq mengaku, dalam tiga Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Gorontalo Utara, dirinya tetap konsisten mengusung visi CERIA (Cerdas, Empatik, Ramah, Inovatif, Amanah) sebagai visi pembangunan sumber daya manusia.
"CERIA dalam pemikiran dan keyakinan saya adalah gagasan yang predictable. Lalu bagaimana soal credible? Saya tidak tahu persis, tetapi faktanya memang saya dua kali gagal menjadi Bupati Gorontalo Utara (2008 dan 2013)," ungkap Thariq.
Kini, Presiden ke-3 Indonesia yang juga cendekiawan muslim yang hebat dan teknokrat ulung itu telah berpulang.
"Sepertinya mustahil atau setidaknya butuh ratusan tahun lagi bangsa ini melahirkan tokoh sekelas Prof. Dr. Ing. Habibie yang karya-karya dan pemikirannya jadi teladan, semoga senantiasa menjadi inspirasi dan spirit bagi kita semua dan anak cucu kita kelak," katanya.
Ia mengatakan, Habibie juga punya andil besar pada pembentukan Kabupaten Gorontalo Utara.
"Atas nama Pemerintah Daerah dan rakyat Gorontalo Utara, kami berdoa agar beliau mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya," ungkap Thariq.*
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019