Dinas Pertanian dan Peternakan (DPP) Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo terus melakukan upaya khusus (Upsus) dalam mengamankan produksi padi sawah di wilayah itu.
Kepala DPP Kabupaten Bone Bolango, Roswaty Agus di Gorontalo, Rabu, mengatakan, adanya irigasi Alale dan Lomaya yang mengapit daerah itu menjadi sebuah kelebihan bagi petani sawah.
"Seharusnya kita tidak ada masalah soal pengairan sawah karena kita memiliki irigasi Alale dan Lomaya," ujar Roswaty.
Menurut dia, dengan adanya musim kemarau yang melanda daerah ini sekitar empat bulan lamanya, DPP harus bekerja keras karena debit air di irigasi Lomaya sangat terbatas. Selain itu, adanya pembangunan jaringan irigasi sehingga air belum mengalir secara normal.
Untuk itu DPP melakukan Upsus dengan melakukan merekayasa sistem pengairan dengan mentransfer air ke saluran sekunder Padengo menggunakan bantuan mesin pompa air.
Dalam upaya khusus tersebut, melibatkan "brigade alsintan" kecamatan dan kabupaten, serta bantuan BBM dari Kementrian Pertanian.
Jangkauan luas tanam yang ditargetkan melalui rekayasa sistem pengairan ini adalah seluas 682 hektar yang meliputi Kecamatan Kabila dan Tilongkabila.
Sementara itu, pelaksana teknis Irigasi Lomaya-Alale Iswan Eki mengatakan, untuk irigasi Lomaya debit air 800 liter per detik perhektar dan irigasi Alale terdapat 11.000 liter perdetik perhektar.
"Kondisi yang ada, irigasi Lomaya itu masuk kategori kritis dan air berlimpah di irigasi Alale,"terang Iswan.
Kepala BPP Kecamatan Kabila Mohamad Sidiq Pakaya mengatakan, luas sawah yang pengairannya bersumber dari irigasi Lomaya adalah seluas 203 hektar.
"Hingga saat ini yang telah terealisasi luas tanam karena adanya rekayasa pengairan dari irigasi Alale adalah seluas 176 hektar yang meliputi Desa Poowo dan Poowo Barat," jelas Sidiq.
Ia melanjutkan, bahwa dalam upaya rekayasa ini sangat dirasakan manfaatnya oleh para petani binaannya karena adanya air dari irigasi Alale, maka para petani dapat menanam padi sesuai dengan jadwal hambur tanam yang telah di sepakati di bulan September 2019.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019
Kepala DPP Kabupaten Bone Bolango, Roswaty Agus di Gorontalo, Rabu, mengatakan, adanya irigasi Alale dan Lomaya yang mengapit daerah itu menjadi sebuah kelebihan bagi petani sawah.
"Seharusnya kita tidak ada masalah soal pengairan sawah karena kita memiliki irigasi Alale dan Lomaya," ujar Roswaty.
Menurut dia, dengan adanya musim kemarau yang melanda daerah ini sekitar empat bulan lamanya, DPP harus bekerja keras karena debit air di irigasi Lomaya sangat terbatas. Selain itu, adanya pembangunan jaringan irigasi sehingga air belum mengalir secara normal.
Untuk itu DPP melakukan Upsus dengan melakukan merekayasa sistem pengairan dengan mentransfer air ke saluran sekunder Padengo menggunakan bantuan mesin pompa air.
Dalam upaya khusus tersebut, melibatkan "brigade alsintan" kecamatan dan kabupaten, serta bantuan BBM dari Kementrian Pertanian.
Jangkauan luas tanam yang ditargetkan melalui rekayasa sistem pengairan ini adalah seluas 682 hektar yang meliputi Kecamatan Kabila dan Tilongkabila.
Sementara itu, pelaksana teknis Irigasi Lomaya-Alale Iswan Eki mengatakan, untuk irigasi Lomaya debit air 800 liter per detik perhektar dan irigasi Alale terdapat 11.000 liter perdetik perhektar.
"Kondisi yang ada, irigasi Lomaya itu masuk kategori kritis dan air berlimpah di irigasi Alale,"terang Iswan.
Kepala BPP Kecamatan Kabila Mohamad Sidiq Pakaya mengatakan, luas sawah yang pengairannya bersumber dari irigasi Lomaya adalah seluas 203 hektar.
"Hingga saat ini yang telah terealisasi luas tanam karena adanya rekayasa pengairan dari irigasi Alale adalah seluas 176 hektar yang meliputi Desa Poowo dan Poowo Barat," jelas Sidiq.
Ia melanjutkan, bahwa dalam upaya rekayasa ini sangat dirasakan manfaatnya oleh para petani binaannya karena adanya air dari irigasi Alale, maka para petani dapat menanam padi sesuai dengan jadwal hambur tanam yang telah di sepakati di bulan September 2019.
Editor : Hence Paat
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019