Gorontalo,  (ANTARA GORONTALO) - Sejumlah warga Gorontalo berharap pemerintah tidak ikut menaikkan harga elpiji tiga kilogram, karena daya beli masyarakat semakin turun.

"Kami sangat berharap harga elpiji tiga kilo tidak naik. Jika itu terjadi, kami yang miskin ini akan semakin tidak bisa membeli apa-apa," kata salah seorang warga Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo, Iyam Mahmud (37), Rabu.

Menurutnya, meski baru dua hari lalu pemerintah mengumumkan kenaikan BBM, namun harga sejumlah kebutuhan pokok sudah ikut naik.

"Hari ini saya beli cabai rawit di pasar harganya sudah naik lagi dari Rp85 ribu menjadi Rp95 ribu per kilogram. Saya putuskan untuk tidak berbelanja di pasar, melainkan beli cabai eceran harga lima ribu rupiah di warung," ungkap Iyam yang bekerja sebagai buruh cuci pakaian tersebut.

Ia melakukannya karena biasanya para pedagang di pasar tidak akan melayani pembelian dalam jumlah sedikit, bila harga komoditi tersebut sedang mahal.

Hal senada juga dirasakan oleh pedagang bakso keliling, Mansyur (40) yang mengaku langsung merasakan dampak kenaikan harga BBM bersubsidi.

"Ada sebagian pedagang menaikkan harga tepung dan daging, ada pula yang tidak. Dengan itu saja keuntungan saya berkurang, apalagi jika elpiji tiga kilo ikut dinaikan," tukasnya.

Dalam dua hari terakhir, kata dia, keuntungan yang diperolehnya dari berdagang bakso turun sekitar 30 persen dibanding sebelum BBM naik.

Di sisi lain, ia tak bisa menaikkan harga bakso karena khawatir pelanggan akan berkurang.

Sementara itu, salah seorang pengecer elpiji di Kota Gorontalo, Ma Ena (50) justru meminta pemerintah segera menaikkan harga elpiji tiga kilogram.

"Tidak mungkin harga elpiji tidak dinaikkan, karena kami harus menanggung biaya transportasi yang lebih mahal untuk mengangkut tabung. Kalaupun diantar oleh agen atau pangkalan, tetap saja mereka akan menaikkan harga transportasi," jelasnya.

Pewarta: Debby Hariyanti Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2014