Gorontalo,  (ANTARA GORONTALO) - Melonjaknya harga cabai rawit hingga Rp120 ribu per kilogram di Gorontalo, membuat sejumlah warga akhirnya mulai membudidayakan komoditi tersebut di dalam pot.

Warga Kota Gorontalo, Maryam Rauf (59) mulai menanam cabai rawit di pekarangan rumahnya dalam setahun terakhir.

" Saya amati setiap tahun harga rempah-rempah yang selalu naik drastis di Gorontalo hanya ada dua yaitu cabai dan bawang merah. Untuk meringankan besarnya belanja dapur, saya pilih menanam cabai di pekarangan rumah saja," ungkapnya, Selasa.

Ia memilih pot bunga sebagai tempat menanam cabai karena keterbatasan lahan dan mudah dipindahkan. Agar tanamannya tumbuh subur, ia menggunakan tanah dengan perlakuan khusus yakni menyirami tanah dengan air bekas cucian beras, serta memberikan pupuk kompos yang dibuatnya sendiri.

Menurutnya, tanpa dirawat sekalipun cabai bisa tumbuh subur, namun ia tetap memberi perlakuan khusus agar sembilan pohon cabainya bisa menghasilkan lebih banyak.

Hal yang sama juga dilakukan oleh ibu rumah tangga lainnya, Yuliana (55) yang mengaku terpacu untuk menanam cabai lebih banyak karena mahalnya harga di pasaran.

Ia baru mencoba menanam cabai enam bulan terakhir di dalam pot dan taman samping rumah yang dimilikinya.

"Biasanya kalau hujan terlalu deras, pot cabai saya pindahkan ke tempat yang tidak terlalu terbuka agar tanamannya tetap menghasilkan buah yang banyak. Hasilnya lumayanlah, saya tidak selalu belanja ke pasar bila hanya ingin membuat sambal," jelasnya.

Meski belum mampu memenuhi kebutuhan cabai rawit setiap hari, namun ia mengakui tanaman cabainya bisa menekan pengeluaran terutama saat harga cabai mahal.

Selain cabai, ia juga menanami pekarangannya dengan tomat, bawang, dan seledri dari benih yang dibuatnya sendiri.

Pewarta: Debby Hariyanti Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2014