Yogyakarta, (ANTARA GORONTALO) - Komisi Pemberantasan Korupsi memilih lima film pendek pemenang Anti-Corruption Film Festival 2014 yang akan digunakan sebagai sarana mensyosialisasikan gerakan antikorupsi bagi generasi muda.

"Nanti film yang kami pilih akan kami jadikan sebagai film wajib dalam sosialisasi pemberantasan korupsi di sekolah-sekolah," kata Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Adnan Pandu Praja pada Penganugerahan Anti Corruption Film Festival (ACFFest) 2014 di Taman Budaya Yogyakarta, Kamis malam.

Lima film pendek yang terpilih sebegai pemenang Anti-Corruption Film Festival 2014 itu terdiri atas lima kategori yakni kategori film fiksi pendek pelajar berjudul "Ijolan" yang disutradarai Eka Susilawati dari Purbalingga, film fiksi pendek umum "Jumrah" (Mulyantojoyo, Depok).

Selanjutnya film dokumenter pendek pelajar "Robohnya Sekolah Kami" (Uli Retno Dewanti, Purbalingga), film animasi "Ojek Payung Bikin Bingung" (IR Wardana Riza,Jakarta) dan Video Citizen Journalism "Dilarang Berjalan Di Trotoar" (Nugroho Budi Santosa, Purbalingga).

Menurut Adnan, film merupakan sarana yang strategis untuk menyosialisasikan budaya antikorupsi kepada para remaja. Melalui film, maka wawasan antikorupsi akan cenderung mudah tertanam.

"Karena generasi muda gampang disosialisasikan melalui film," kata dia.

Ia mencontohkan, film Gerakan 30 September yang selalu ditayangkan oleh pemerintah pada era Orde Baru merupakan cara ampuh pemerintah saat itu untuk menanamkan doktrin kebencian terhadap Partai Komunis Indonesia (PKI).

"Dengan cara itu pula, kami ingin menanamkan bahwa korupsi itu jahat," kata Adnan.

Ketua Dewan Juri, Arturo GP mengatakan pada perhelatan tahun kedua ACFFest 2014 pihaknya menyisihkan 27 nominasi film dari 333 film yang pesertanya berasal dari berbagai kota mulai Jakarta, Malang, Purbalingga, Palu, hingga Aceh.

"Film antikorupsi yang terpilih diseleksi berdasarkan pada muatan pesan antikorupsinya dibanding hal teknis pembuatan filmnya," kata Aturo.

Pewarta:

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2014