Gorontalo,  (ANTARA GORONTALO)- Sejumlah peternak ayam potong di Kota Gorontalo mengaku mengalami kerugian, akibat musim hujan yang melanda wilayah tersebut, termasuk sebelumnya wabah virus flu burung menyerang ribuan ternak lainnya.

Mus Yusup, salah seorang peternak ayam potong ketika ditemui, Senin, mengaku bahwa untuk panen kali ini mengalami kerugian sekitar Rp8 juta, kerena biaya operasional tidak sebanding dengan hasil yang diperoleh saat panen.

Saat ini harga ayam potong dijual Rp18.500 perkg dari sebelumnya Rp21.500 ribu perkg.

Dia menjelaskan, dengan adanya kenaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) tentunya berpengaruh pada biayai operasional terutama pakan ayam, namun yang lebih membuat peternak risau yakni banyak ayam yang mati sebelum waktu panen.

"Biasanya panen akan dilaksanakan ketika ayam berumur satu bulan, namum banyak yang mati saat berumur satu hingga dua minggu," kata Mus.

Dia menjelaskan, saat ini juga kematian ayam potong banyak mati diakibatkan oleh musim penghujan sehingga ternak kedinginan dan banyak yang berkurang nafsu makannya.

Dia mengatakan untuk mengantisipasi adanya permasalahan tersebut maka para peternak mengeluarkan biayai ekstra dengan membeli obat-obatan paten, yang tentunya harganya cukup mahal.

"Kebanyakan peternak terlambat memberikan vaksin kekebalan terhadap perubahan cuaca,sehingga banyak ayam yang mati," kata Mus, seraya menambahkan untuk musim panen kali ini sekitar 500 ekor ayam miliknya yang mati.

Iful N peternak ayam potong lainnya mengatakan, rata-rata para peternak di musim penghujan kali ini mengalami kerugian saat panen, sebab selain banyak ayam yang mati kedinginan juga biaya operasional mengalami peningkatan.

Pewarta: M.Fachry Said

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2014