Pontianak (ANTARA GORONTALO) - Badan SAR Nasional (Basarnas) mengevakuasi 48
penumpang beserta kapten dan anak buah kapal (ABK) Kapal Motor Bahtera
Kayong 01 tujuan Ketapang - Karimata setelah terombang ambing delapan
jam ketika berlayar menuju Kepulauan Karimata, Jumat.
Kapal barang bermuatan penumpang tersebut mengalami mati mesin
akibat dihantam gelombang sekitar dua meteran di perairan Karimata
Kayong Utara.
Namun, kapal berbahan fiber itu tidak tenggelam dan hanya
mengapung-apung selama berjam-jam di perairan sekitar 16 mil dari Muara
Ketapang.
Akhirnya, tim pencari dan penyelamat (search and rescue/SAR)
berhasil menemukan mereka dan mengevakuasi dibantu personel TNI Angkatan
Laut (AL) dan Komando Distrik Militer (Kodim) Ketapang, sekira pukul
05.00 WIB.
Seluruh penumpang berhasil di evakuasi dan selamat hingga dibawa kembali ke Ketapang.
Saat dikonfirmasi, Kepala Basarnas Ketapang, Kamel, mengemukakan
bahwa kalau informasi yang di dapat pihaknya ada kapal barang yang juga
mengangkut penumpang tersebut berangkat dari Ketapang menuju Karimata
pada Kamis (24/12) sekitar pukul 19.00 WIB.
Kapal mengalami mati mesin lantaran dihantam gelombang setinggi dua meteran sekira pukul 21.00 WIB.
"Jadi, saat dihantam gelombang, kapal mencoba kembali arah lagi ke
Ketapang karena memang masih lebih dekat di Ketapang, tetapi mesin kapal
mati, sehingga kapal menjadi oleng," ujarnya
Pihak kapal tidak dapat melakukan komunikasi lantaran terkendala sinyal di tengah cuaca buruk.
Namun, awak kapal sekira pukul 23.00 WIB berhasil menghubungi salah
satu rekan mereka yang berada di darat yang kemudian berkoordinasi dan
memberi laporan ke Basarnas Ketapang.
"Kita pun langsung mempersiapkan diri dan peralatan, namun kita baru
bergerak sekitar pukul 05.00 WIB lantaran kita baru mendapatkan
informasi valid di mana lokasi kapal tersebut. Ternyata, lokasi kapal
sekitar 16 mil dari muara Ketapang," katanya.
Kamel menjelaskan, pihaknya sempat mengalami kendala dalam
mengevakuasi korban karena cuaca buruk, dan gelombang laut setinggi
sekira 1,5 meter masih menerjang.
"Evakuasi kita lakukan dua
kali, evakuasi pertama pukul 05.00 kita utamakan membawa ibu-ibu dan
anak-anak sebanyak 28 orang, kemudian evakuasi kedua kita bawa 19
orang," katanya.
Ia menimpali, "Kapal tersebut dibawa oleh
kaptennya dengan kondisi kapal masih tidak normal, dan akhirnya berhasil
mendarat di demaga Ketapang."
Menurut Kamel, memang kapal tidak mengalami kerusakan fisik, hanya
saja kondisi mesin kapal yang mati sehingga kapal terapung-apung di
permukaan air dan dikhawatirkan dapat membuat kapal tenggelam lantaran
gelombang besar.
Selain itu, menurut dia, beruntung pompa mesin air di kapal terus dihidupkan sehingga kapal tidak tenggelam.
Fitri (17), salah satu siswi di SMAN 1 Sukadana, Kabupaten Kayong
Utara asal Dusun Kelumpang, Desa Batok Jaya, Kecamatan Kepulauan
Karimata, yang menjadi salah seorang penumpang kapal tersebut mengaku
traumatis.
Ia pun mengaku, sempat pingsan lantaran kapal yang ditumpanginya terombang ambing dihantam ombak di lautan.
"Awalnya kapal berjalan lancar dari Ketapang, tapi tiba-tiba ada
gelombang besar dan mesin kapal tiba-tiba mati sekitar pukul 22.00 WIB,"
katanya di kantor Basarnas Ketapang.
Akibatnya dirinya yang tidak tahan mengalami mabuk sebelum akhirnya sempat pingsan.
"Ya, masih trauma, soalnya baru pertama kali hal ini terjadi. Biasanya saya naik kapal tidak pernah seperti ini," katanya.
Ia
menjelaskan, banyak penumpang yang juga mulai ketakutan akibat
terombang-ambing, dan di kapal tidak disiapkan baju pelampung maupun
pengaman lainnya.
"Saya berharap ke depan tiap kapal ada mesin cadangan, kemudian harus disiapkan baju pelampung," demikian Fitri.
Basarnas evakuasi penumpang KM Bahtera Kayong
Jumat, 25 Desember 2015 18:15 WIB