Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antar
bank di Jakarta pada Jumat pagi bergerak menguat sebesar 28 poin menjadi
Rp13.324, dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.352 per dolar AS.
"Nilai tukar rupiah menguat bersamaan dengan kurs lain di kawasan
Asia seiring dengan kredibilitas Presiden AS Donald Trump yang
tergerus," kata Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Jumat.
Ia mengemukakan bahwa selain akibat penantian terhadap kebijakan
fiskal Trump yang terlalu lama sehingga menggerus kredibilitas,
berkurangnya kekhawatiran efek geopolitik di Uni Eropa juga turut
menjadi salah satu penekan dolar AS.
Kendati demikian, ia mengatakan sentimen dari dalam negeri yang
secara umum belum ada perubahan sentimen dapat menahan laju mata uang
domestik. Sebagian pelaku pasar masih khawatir terhadap inflasi tahunan
yang diproyeksikan naik pada Februari 2017.
Selain itu, ia menambahkan, optimisme Bank Indonesia terhadap
prospek pertumbuhan di kuartal pertama tahun ini yang berkurang juga
dikhawatirkan dapat menahan laju mata uang rupiah.
"Bank Indonesia pesimis terhadap kontribusi belanja pemerintah," katanya.
Bank Indonesia menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi triwulan
I-2017 yang sebelumnya diperkirakan sebesar 5,05 persen (year on
year/yoy), karena masih rendahnya konsumsi pemerintah.
Analis Monex Investindo Futures, Putu Agus menambahkan bahwa dolar
AS melemah terhadap mayoritas mata uang di kawasan Asia menyusul
pengumuman notulensi pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang
belum memberikan kejelasan.
"The Fed menyatakan kehati-hatian dalam menaikkan suku bunga.
Pernyataan itu membuat momentum penguatan mata uang dolar AS menjadi
memudar,"
Rupiah menguat ke Rp13.324 Jumat pagi
Jumat, 24 Februari 2017 11:57 WIB