Bangkok (ANTARA GORONTALO) - Raja Thailand Bhumibol Adulyadej, raja di dunia
yang paling lama memerintah, telah menjalani operasi pembedahan untuk
mengangkat kandung empedunya, seperti disampaikan pihak istana dalam
sebuah pernyataan yang disiarkan televisi Senin.
Penurunan kesehatan Raja berusia 86 tahun itu telah menjadi latar
belakang krisis politik berkepanjangan di Thailand, dan kabar terbaru
dari istana itu muncul pada Senin ini tak lama setelah Perdana Menteri
Prayuth Chan-ocha mengunjungi rumah sakit di Bangkok, tempat Bhumibol
sedang memulihkan diri.
Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha telah merebut kekuasaan dalam kudeta yang terjadi pada Mei lalu.
"Pada 5 Oktober tenaga medis melakukan ronsen kepada Yang Mulia dan
menemukan kantong empedu yang sangat bengkak. Tadi malam pada pukul
09.45 (malam) para dokter ... memasukkan kamera ke dalam (area) perut
dan mengangkat kantong empedu itu," ujar pihak istana Thailand.
"Operasi itu berhasil dan Yang Mulia kembali ke kamarnya pada pukul
00.20 lewat tengah malam. Pagi ini detak jantung Yang Mulia telah
menurun, tekanan darah normal, dan demamnya mulai turun. Dokter tetap
memberikan antibiotik dan Yang Mulia masih diinfus".
Pengangkatan kantong empedu merupakan prosedur bedah yang umum, dan
biasanya dilakukan untuk menghilangkan batu empedu yang menyakitkan, dan
kehilangan kantong empedu tidak menyebabkan komplikasi untuk sebagian
besar pasien.
Sang Raja keluar dari rumah sakit bulan lalu setelah hampir lima
minggu menjalani pengobatan untuk radang perut. Menurut Birokrat
Keluarga Kerajaan Thailand, Bhumibol kembali ke rumah sakit pada Jumat
malam karena mengalami demam dan tekanan darah yang tidak teratur.
Dikenal sebagai tokoh pemersatu di Thailand, kesehatan Bhumibol
adalah subjek yang sangat menjadi perhatian publik. Sang raja dihormati
oleh banyak warga Thailand, dan potretnya tergantung di setiap gedung
pemerintah serta di toko-toko dan rumah-rumah.
Bhumibol keluar dari rumah sakit yang sama pada 2013 setelah
menghabiskan hampir empat tahun di ruang khusus rumah sakit itu sesudah
dirawat pada 2009 karena infeksi paru-paru.
Sejak itu Bhumibol mulai jarang terlihat kecuali dalam beberapa
acara publik, dan ia menghabiskan sebagian besar waktunya di Istana Klai
Kangwon - yang memiliki arti - "Istana Jauh dari Kekhawatiran" - yang
terletak di kota tepi pantai Hua Hin, selatan Bangkok.
Bhumibol, monarki konstitusional, melakukan beberapa intervensi pada
tahun 1970-an dan 1990-an untuk meredakan krisis politik. Namun, ia
tinggal diam selama krisis terbaru yang terjadi di Thailand, yang
dimulai pada November dan memuncak pada 22 Mei lalu dengan sebuah
kudeta.
Raja Thailand jalani operasi kantong empedu
Senin, 6 Oktober 2014 17:06 WIB