Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi
mengatakan bahwa pemerintah Indonesia masih terus bekerja bersama
berbagai pihak dalam upaya pembebasan empat warga negara Indonesia (WNI)
anak buah kapal (ABK) kapal TB Henry yang masih disandera kelompok Abu
Sayyaf di Filipina.
"Kita masih bekerja keras untuk pembebasan empat ABK WNI lainnya
yang juga ditawan di Filipina," kata Menlu Retno di Kementerian Luar
Negeri, Jakarta, Senin.
Pernyataan tersebut disampaikan Menlu RI dalam acara penyerahan 10
ABK WNI korban sandera kelompok Abu Sayyaf yang telah berhasil
diselamatkan dan kembali ke Tanah Air.
Menurut Retno, pemerintah akan menggunakan berbagai cara dan strategi untuk dapat membebaskan keempat ABK WNI tersebut.
"Pemerintah Indonesia akan menggunakan semua opsi terbuka untuk
dapat membebaskan empat ABK WNI yang masih menjadi sandera," ujarnya.
Ia
pun kembali menegaskan bahwa dalam upaya pembebasan, pemerintah tidak
akan memberikan uang tebusan kepada kelompok Abu Sayyaf. Namun,
pemerintah terus memantau lokasi empat ABK tersebut disandera.
"Pemerintah tidak akan mengeluarkan uang tebusan, tetapi lokasi
keempat ABK yang disandera itu terus dipantau dari waktu ke waktu,"
katanya.
Kelompok Abu Sayyaf telah menawan 14 sandera WNI sejak 23 Maret 2016
lalu, dan penyanderaan tersebut bisa diakhiri dengan pendekatan serta
dialog. Sebanyak 10 ABK WNI berhasil dibebaskan, namun empat lainnya
masih tertawan.
Selain itu, masih ada 13 sandera lainnya dari sejumlah negara, di
antaranya empat warga Malaysia, Jepang, Belanda, Kanada, Norwegia, dan
Filipina.
Kelompok bersenjata Abu Sayyaf sebelumnya meminta tebusan sebesar
Rp14,3 miliar kepada pemerintah Indonesia untuk pembebasan sandera WNI
tersebut.
Menlu: pemerintah masih bekerja bebaskan empat ABK
Senin, 2 Mei 2016 16:29 WIB