New York (ANTARA GORONTALO) - Saham-saham Amerika Serikat (AS) berakhir
menguat pada Jumat karena Wall Street percaya kekhawatiran pasar
terhadap kemampuan Presiden Donald Trump mungkin telah dibesar-besarkan.
Indeks Dow Jones Industrial Average melonjak 141,82 poin atau 0,69
persen menjadi ditutup pada 20.804,84 poin menurut warta kantor berita
Xinhua.
Sementara indeks S&P 500 ditutup naik 16,01 poin
atau 0,68 persen menjadi 2.381,73 poin, dan indeks komposit Nasdaq
bertambah 28,57 poin atau 0,47 persen menjadi berakhir di 6.083,70 poin.
Pasar ekuitas Amerika Serikat mengalami hari terburuk mereka
sepanjang tahun ini pada Rabu (17/5), dengan ketiga indeks utama turun
lebih dari 1,5 persen karena gejolak terbaru di Washington memicu
kekhawatiran pasar terhadap kemampuan pemerintahan Trump terus mendorong
agenda reformasi ekonominya.
Gedung Putih awal pekan ini
membantah gelombang baru tuduhan media bahwa Trump mungkin telah mencoba
untuk menghalangi pengadilan dengan meminta Direktur FBI James Comey
mengakhiri penyelidikan terhadap mantan penasihat keamanan nasional
Michael Flynn.
"Saya harap Anda bisa membiarkan ini terjadi,"
kata Trump kepada Comey saat itu, menurut sebuah laporan New York Times,
mengutip dua orang yang membaca memo yang ditulis Comey beberapa saat
setelah bertemu dengan Trump di Ruang Oval, suatu hari setelah Flynn
mengundurkan diri dari jabatannya atas skandal terkait Rusia pada
Februari
"Pasar merespons kemungkinan bahwa reformasi pajak, belanja
infrastruktur, reformasi kesehatan dan kesepakatan perdagangan mungkin
tidak akan terjadi," kata Brendan Ahern, direktur investasi Krane Funds
Advisors.
Meskipun para investor terkejut dengan berita tersebut, para analis
mengatakan ketidakpastian di Washington sepertinya tidak akan
menggagalkan reli saham dalam jangka panjang. Saham-saham AS kembali
naik pada Kamis (18/5), saat Wall Street berusaha memulihkan diri dari
aksi jual Rabu (17/5).
Sementara itu, para investor mengalihkan
fokus mereka ke langkah selanjutnya Federal Reserve AS, di mana para
pembuat kebijakannya dijadwalkan bertemu bulan depan.
Presiden Federal Reserve St. Louis, James Bullard, mengatakan data
ekonomi baru-baru ini telah melemah dan proyeksi Komite Pasar Terbuka
Federal (FOMC) di jalur untuk menaikkan suku bunga mungkin terlalu
terjal menurut Bloomberg.
Ekspektasi pasar untuk kenaikan suku bunga bulan Juni mencapai 78,5 persen, menurut alat FedWatch CME Group.
Saham-saham AS menguat bersama redanya kekhawatiran soal Trump
Sabtu, 20 Mei 2017 15:26 WIB