Riyadh, Arab Saudi (ANTARA GORONTALO) - Presiden Amerika Serikat Donald Trump
menerima sambutan hangat dari pemimpin Arab pada KTT Islam-Amerika
Serikat di Riyadh, kemarin, setelah secara terbuka menyampaikan retorika
bermusuhan kepada Iran yang kemudian disindir tajam oleh menteri luar
negeri Iran.
Dunia Arab sudah melupakan retorika keras Trump
sewaktu kampanye Pilpres AS 2016. Kini, dunia Arab fokus kepada hasrat
Trump memutus pengaruh Iran di Timur Tengah, yang adalah komitmen yang
sebelum ini mereka tunggu-tunggu muncul dari pendahulu Trump, mantan
presiden Barack Obama.
"Selama berpuluh-puluh tahun Iran telah meniup api konflik sektarian dan teror," kata Trump.
"Iran
adalah pemerintah yang berbicara terang-terangan mengenai pembunuhan
massal, bersumpah menghancurkan Israel, kematian untuk Amerika, dan
menghancurkan banyak pemimpin dan negara di ruang ini," kata Trump.
Trump
sama sekali tidak menyinggung pelanggaran HAM di Saudi atau
negara-negara Teluk lainnya. Gedung Putih jauh-jauh hari sudah berkilah
bahwa Trump tak ingin mengkuliahi Arab yang menurut mereka dulu pernah
dilakukan Obama dan gagal.
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad
Javad Zarif spontan menyerang balik Trump lewat satu cuitan sindiran di
Twitter bahwa Trump menyerang Iran di Saudi yang menjadi "benteng
demokrasi dan kemoderatan".
Zarif juga menyindir Trump telah
disusui" oleh tuan rumah KTT Islam-AS itu dengan ratusan miliar dolar AS
dalam bentuk kesepakatan-kesepakatan bisnis.
Mengenalkan Trump,
Raja Salman dari Arab Saudi menggambarkan musuh utama mereka Iran
sebagai sumber teroris yang harus dilawan bersama.
"Tanggung
jawab kita di depan Tuhan dan rakyat kita dan seluruh dunia adalah
bersatu memerangi kekuatan jahat dan ekstremisme di mana pun mereka
berada. Rezim Iran melambangkan ujung tombak terorisme global," kata
sang raja.
Iran adalah negara dengan mayoritas Syiah. Kelompok
yang bekerjasama dengan AS dalam perang di Afghanistan, Irak dan
lain-lainnya sejak Serangan 11 September 2001 ke Washington dan New York
justru kebanyakan dari kelompok Sunni yang menjadi musuh Iran.
Milisi-milisi dukungan Iran saat ini sedang memerangi para militan ISIS di Irak.
AS
dan negara-negara Teluk mengumumkan sebuah kesepakatan untuk
berkoordinasi dalam melawan pendanaan bagi kelompok-kelompok teroris.
Kalimat keras Trump kepada Iran dibalas sindiran tajam Menlu Iran
Senin, 22 Mei 2017 17:13 WIB