Manila (ANTARA GORONTALO) - China telah meyakinkan Filipina bahwa pihaknya
tidak akan menduduki bagian atau wilayah baru di Laut China Selatan, di
bawah "ketentuan" baru yang diperantarai Manila pada saat kedua negara
berupaya memperkuat hubungan, kata menteri pertahanan Filipina.
Menteri Luar Negeri Filipina Alan Peter Cayetano juga mengatakan
Filipina sedang menggarap "kesepakatan dagang" dengan China untuk
menjajaki dan mendayagunakan sumber daya minyak dan gas di
wilayah-wilayah Laut China Selatan yang disengketakan agar mulai bisa
melakukan pengeboran dalam waktu satu tahun.
Menteri pertahanan, Delfin Lorenzana, mengatakan saat sidang
kongres bahwa Filipina dan China telah mencapai kesepakatan untuk
berupaya menjalankan pertemanan di Laut China Selatan. Kesepakatan itu
melarang ada pendudukan baru di wilayah kepulauan tersebut.
"Pihak China tidak akan menduduki bagian-bagian baru di Laut China
Selatan ataupun melakukan pembangunan di Dangkalan Scarborough," kata
Lorenzana kepada parlemen pada Senin malam. Ia mengacu Dangkalan itu
sebagai wilayah penangkapan ikan utama yang dekat dengan Filipina dan
diblokade China dari tahun 2012 hingga 2016.
China menyatakan negaranya sebagai pemilik seluruh Laut China
Selatan, yaitu wilayah transportasi laut yang setiap tahunnya menjadi
jalur perdagangan senilai 3 triliun dolar AS.
Selain oleh China, wilayah itu dinyatakan kepemilikannya oleh Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, Taiwan dan Vietnam.
China telah membangun tujuh pulau di atas karang-karang di wilayah
yang disengketakan. Para pakar mengatakan bahwa tiga dari pulau-pulau
tersebut dapat dilandasi pesawat-pesawat jet tempur. Pulau-pulau itu
memiliki landasan pacu, radar serta peluru-peluru kendali dari darat ke
udara, yang dikatakan China untuk kekuatan pertahanan.
Lorenzana tidak berkomentar ketika para anggota parlemen, yang
mengutip keterangan dari militer, mengatakan kepadanya bahwa lima kapal
China muncul di sekitar 5 kilometer dari perairan Pulau Thitu milik
Filipina di kepulauan Spratly pada Sabtu.
Kepala bidang hubungan masyarakat militer Filipina, Kolonel Edgard
Arevalo, tidak bersedia memberikan komentar sampai angkatan bersenjata
mendapatkan "gambaran penuh soal situasi saat ini".
Kementerian luar negeri China belum menanggapi permintaan untuk berkomentar, demikian Reuters.
Filipina: China tak akan tingkatkan kegiatan di Laut China Selatan
Rabu, 16 Agustus 2017 8:40 WIB