Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meminta masyarakat Indonesia untuk tidak khawatir, namun tetap waspada terhadap penyebaran virus corona tipe baru atau 2019-nCoV.
“Saya rasa kita semua harus waspada, dan Kementerian Kesehatan juga sudah membuat panduan yang baik untuk bagaimana mengurangi risiko terjangkit virus corona,” ujar Perwakilan WHO untuk Indonesia Dr. Navaratnasamy Paranietharan di sela-sela peluncuran Keketuaan Indonesia untuk Foreign Policy and Global Health (FPGH) Initiative di Jakarta, Selasa.
Beberapa langkah yang telah dianjurkan oleh Kemenkes untuk meminimalisasi infeksi virus corona tipe baru, antara lain, mencuci tangan menggunakan sabun, menggunakan masker jika batuk atau pilek, mengonsumsi makanan yang mengandung gizi seimbang, menjaga daya tahan tubuh, tidak mengonsumsi daging belum dimasak, serta segera memeriksakan diri bila merasa batuk, pilek, sesak napas.
“Jadi selama kita menerapkan langkah pencegahan tersebut risiko terjangkit virus corona sangat kecil,” Paranietharan menegaskan.
Hingga Selasa pagi WIB, korban meninggal dunia akibat infeksi virus corona tipe baru telah mencapai 106 dengan lebih dari 1.200 kasus di China.
Virus yang diyakini berasal dari sebuah pasar ikan di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China ini, juga telah menjangkiti penduduk di sejumlah negara seperti Thailand, Vietnam, Singapura, Malaysia, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Amerika Serikat, Kanada, Prancis, dan Australia.
Pada Kamis (23/1) WHO menyatakan bahwa wabah tersebut belum dapat diklasifikasikan sebagai keadaan darurat global.
WHO mendefinisikan keadaan darurat global sebagai "peristiwa luar biasa" yang memberikan risiko bagi banyak negara dan memerlukan respons internasional yang terkoordinasi.
Namun, Paranietharan menjelaskan bahwa status darurat global bisa berubah di kemudian hari, dengan mengkaji kembali jumlah kasus dan perkembangan situasi.
Menurut dia, Komite Regulasi Kesehatan Internasional WHO akan kembali mengadakan pertemuan dalam satu atau dua pekan ke depan untuk menetapkan status darurat global terkait pandemi ini.
“Direktur Jenderal WHO saat ini telah berada di China untuk melihat secara langsung situasi terkini di sana dan melakukan pembicaraan dengan otoritas China. Saya pikir saat kembali ke Jenewa, dia akan mengadakan pertemuan komite yang menentukan apakah kondisi ini (termasuk) darurat (global) atau tidak,” tutur Paranietharan.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2020